Sebagian besar utang dari China diserap swasta. Utang swasta dari kreditor China melonjak baik YoY maupun MtM. Per Maret 2022, utang dari kreditor China mencapai US$ 20,43 miliar atau Rp 290,11 triliun.
Pada Maret 2021, utang swasta dari kreditor China tercatat sebesar US$ 19,58 miliar, sementara pada Februari 2022 tercatat sebesar US$ 19,22 miliar. Dengan demikian, utang swasta dari kreditor China naik 4,33% YoY dan melonjak 6,3% MtM.
Secara nominal, utang swasta dari kreditor China bertambah US$ 1,2 miliar atau Rp 17,2 triliun dalam sebulan.
Utang dari kreditor Hong Kong tercatat US$ 16,58 miliar di Maret tahun ini. Jumlah tersebut melonjak 18% dibandingkan per Maret 2021 sebesar US$ 14,04, akan tetapi turun 0,8% dibandingkan Februari 2022 sebesar US$ 16,71 miliar.
Utang swasta dari Jepang turun menjadi sebesar US$ 15,87 miliar, naik dibandingkan Maret 2021 sebesar US$ 15,79 miliar, akan tetapi turun dibandingkan Februari lalu sebesar US$ 15,94 miliar.
Utang swasta dari kreditor Singapura tercatat sebesar US$ 60,35 miliar di Maret tahun ini. Jumlah tersebut turun dibandingkan Maret 2021 sebesar US$ 67,64 miliar, ataupun Februari 2022 sebesar US$61,57 miliar.
Utang dari Korea Selatan tercatat sebesar US$ 5,35 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 5,18 miliar, atau bulan sebelumnya sebesar US$ 5,16 miliar.
Sementara itu, utang swasta dari Amerika Serikat meningkat menjadi sebesar US$ 31,19 miliar per Maret tahun ini. Jumlah tersebut meningkat 1,4% YoY tetapi turun 0,13% MtM.
Dilihat dari sektornya, utang swasta yang merangkak cukup signifikan secara YoY adalah sektor Pengolahan, Informasi, Komunikasi, dan Konstruksi.
Komentar