Begini Kata BI!, Soal Rencana Pemerintah Mau Bikin Bank Emas

Jakarta – Bank Indonesia (BI) belum diajak bicara serius oleh pemerintah soal rencana pendirian bullion bank atau bank emas. Pendirian bank emas untuk mengelola emas yang ada di Indonesia

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menilai rencana bank emas tersebut tidak berarti otomatis akan berhubungan dengan sistem keuangan nasional. Pihaknya juga belum diajak berdiskusi untuk penjelasan lebih lanjut.

“Saya tidak terlalu paham dengan rencana tersebut. Penggunaan frasa ‘bank’ mungkin juga tidak merujuk kepada pengertian perbankan dalam sistem keuangan namun semata sebagai fungsi ‘pengumpul’ emas. Tapi sekali lagi saya memang tidak tahu saja soal ini,” ujar Erwin saat dihubungi rekan media di Jakarta (8/3/2021).

Pemerintah sendiri melihat terdapat beberapa hal penting sebelum bisa melaksanakan terutama menciptakan bullion bank, supaya kegiatan dan kemampuan Indonesia untuk kontrol pasar emasnya bisa jalan dengan baik.

Saat ini, Tambang Grasberg di Papua merupakan tambang emas terbesar di dunia, dengan cadangan emasnya mencapai 30,2 juta ounces, setelah South Deep Gold Mine di Afrika Selatan. Selain itu emas yang dihasilkan dari Grasberg merupakan produk ikutan dari tambang.

Selain itu dalam catatannya, Indonesia merupakan negara produsen emas terbesar ketujuh di dunia dengan produksi 2020 mencapai 130 ton per tahun atau 4,59 juta ounce. Tetapi PT Aneka Tambang Tbk, yang merupakan produsen asal Indonesia, hanya tergolong sebagai junior gold miner company dengan produksi di tahun 2020 sebesar 1,7 ton.

Bahkan konsumsi emas Indonesia cenderung masih rendah dengan rincian untuk retail investment 172.800 ounces dan perhiasan 137.600 ounces.

(*/lk)

Komentar