Ketua Dekranasda Bali Buka Pameran IKM Bali Bangkit Tahap IX Tahun 2022

JurnalPatroliNews -Denpasar, – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Koster dihadapan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTB Ibu Niken Saptarini Widyawati menjelaskan bahwa sejak pandemi Covid-19 Dekranasda Provinsi Bali bergerak bersama perajin IKM Bali memantapkan gerak dalam melestarikan warisan budaya Bali melalui sejumlah pameran baik offline maupun online.

Ini bertujuan untuk memperkenalkan produksi kerajinan tangan yang diciptakan perajin Bali, termasuk memanfaatkan taman budaya art center sebagai tempat untuk memamerkan sekaligus tempat bertransaksi kerajinan tangan (handmade) Bali.

“Disini IKM yang bisa ikut berpartisipasi adalah mereka perajin IKM yang sudah terseleksi dan memiliki kerajinan produksi asli dari daerah (Kabupaten/ Kota) yang karakter kerajinannya adalah khas daerahnya sendiri. Kami arahkan mereka untuk menata display, kemasan dan harga tetap (tidak perlu ada tawar-menawar antar penjual dan pembeli) agar pengunjung yang datang dapat memilih barang (kerajinan jenis kain, tas atau souvernir lain) yang dikehendakinya dengan nilai harga, kemasan dan kualitas yang sesuai. Selama masa pandemi kami mengadakan pameran offline di areal art center dan beberapa mall besar di Bali, sekaligus kami juga memanfaatkan market place “Balimall.id” sebagai platform digital yang dapat dimanfaatkan oleh perajin IKM untuk memasarkan produknya sekaligus memperkenalkan ke seluruh dunia yang dapat di akses oleh siapa saja,” ungkap Ny. Putri Koster saat membuka Pameran IKM Bali Bangkit Tahap IX Ta/2022).

Tidak pernah bosan dan lelah, Ny. Putri Koster selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Bali mengingatkan agar perajin asal Bali di sembilan (9) Kabupaten/ Kota untuk menjaga dan melestarikan warisan leluhur berupa rajutan kain tenun tradisional daerahnya masing-masing untuk tidak di rubah terlalu banyak dari aslinya, terutama pada tumpukan benang yang mengakibatkan semakin mudah ditiru dan berbeda dari ke-khasan daerah asalnya.

“Jangan sampai satu desain kain tenun tradisional kita mudah ditiru oleh daerah lain, sehingga warisan yang harusnya hanya milik daerah kita (dan yang harusnya hanya bisa ditemukan didaerah kita) ke depannya bisa ditemukan di mana-mana, itu akan menyebabkan perajin kita akan semakin malas untuk berkreasi dan memproduksi tenun tradisional (endek dan songket) lagi,” tegas Ny. Putri Koster.

Kata dia, melalui pameran IKM Bali Bangkit yang sampai saat ini memasuki tahap ke-9 secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada perajin untuk berinovasi menciptakan karya kerajinan khas daerahnya tanpa harus menghilangkan nilai budaya yang sudah dimiliki sejak dulu. “Dengan aktif memasarkan kerajinan tangannya, setiap perajin tentu akan semakin kreatif juga menciptakan inovasi tanpa menggeser ciri khas kain daerahnya, karena jika bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan warisan budaya leluhur yang kian hari semakin mudah ditiru oleh pihak lain dengan memanfaatkan sistem teknologi, yang dengan mudah menghasilkan kain jiplakan melalui printing mesin atau sablon tanpa harus menyusun benang,” imbuh Ny. Putri Koster yang selalu setia mengawal perajin IKM untuk menjaga kelestarian kain tenun sesuai khas daerahnya masing-masing.

Komentar