Vaksin Rusia Sputnik V Disebut Paling Terpercaya, Sinovac?

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Di dunia memang hanya beberapa negara saja yang bisa memproduksi vaksin. Menurut sebuah survei, Rusia dan AS terpilih menjadi produsen vaksin paling terpercaya.

Ini adalah hasil survei YouGov bekerja sama dengan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF, dana kekayaan kedaulatan Rusia), lembaga yang ikut mempromosikan vaksin Sputnik V buatan Rusia.

Survei dari YouGov mengikutisertakan 9.417 responden dari sembilan negara. Hasilnya ada tiga negara yang menjadi paling terpercaya yakni Rusia, AS, dan Inggris.

Dari ketiga negara, ada Rusia dan Amerika Serikat yang menjadi negara penghasil vaksin paling terpercaya. Rusia menempati posisi pertama dengan 54% dan hanya berbeda 0,1% di bawahnya ditempati AS, dikutip dari keterangan resmi YouGov, Kamis (25/3/2021).

Sementara itu Inggris berada di urutan ketiga dengan 48,4%. Lalu China dan Swedia mengikuti di belakangnya dengan masing-masing 26,9% dan 26,8%.

Untuk kategori vaksin mana yang dipilih responden untuk disuntikkan, di posisi paling atas ada Pfizer-BioNTech dengan 36,8%. Sementara itu Sputnik V buatan Rusia berada di posisi kedua dengan 33,2%.

Berikutnya diikuti vaksin dari China Sinovac (26,5%) dan Sinopharm (25,3%). Lalu ada AstraZeneca dengan 23,4% dan Moderna sebanyak 17,2%.

Dua posisi akhir diisi Johnson&Johnson dengan 17% serta 8% ketersediaan untuk divaksinasi dengan CanSino.

Walaupun berada di peringkat kedua untuk ketersediaan responden divaksin, namun dalam kategori vaksin yang pernah mendengar atau paling populer Sputnik V berada di urutan teratas sebesar 73,6%.

Lalu ada Pfizer-BioNTech dengan 69,2% diikuti AstraZeneca sebesar 59,7%. Setelahnya ada Sinovac (44,4%), Moderna (42,4%), dan Moderna (42,4%). Berikutnya terdapat Sinopharm dengan 31%, Johnson&Johnson sebesar 30,3% dan urutan terakhir dengan 8,3%.

Sebagai informasi, survey tersebut dilakukan pada 18 Februari hingga 3 Maret 2021 kemarin. Responden yang ikut berasal dari India, Brasil, Meksiko, Filipina, Vietnam, Argentina, Aljazair, UEA, dan Serbia.

(cnbc)

Komentar