JurnalPatroliNews – Jakarta – Indonesia resmi mengekspor OMODA 5 Turbo ke Vietnam, menandai batch pertama dari rencana ekspor berkelanjutan yang akan berlangsung hingga akhir Desember 2024.
Pada pengiriman awal ini, sebanyak 60 unit OMODA 5 Turbo dengan nilai mencapai Rp11,46 miliar telah dikirimkan, dan akan disusul oleh sembilan batch ekspor lainnya.
Mobil OMODA 5 Turbo yang diproduksi oleh PT Chery Motor Indonesia di Cikarang menjadi mobil setir kiri buatan Indonesia pertama yang berhasil menembus pasar ekspor ke Vietnam.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi langkah PT Chery Motor Indonesia ini, menyebutnya sebagai capaian signifikan bagi industri otomotif nasional.
Agus menjelaskan bahwa sektor manufaktur kendaraan roda empat tetap menjadi salah satu kontributor terbesar bagi devisa negara dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada 2023, ekspor mobil Completely Built Up (CBU) mencapai 500 ribu unit, meningkat 6,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, ekspor komponen kendaraan mencatat angka hingga 122 juta unit.
“Saya percaya bahwa ekspor bukan hanya tentang menjual produk, tetapi juga tentang membangun reputasi dan citra baik industri Indonesia,” kata Menperin Agus Gumiwang pada peluncuran ekspor pertama OMODA 5 Turbo oleh PT Chery Indonesia di Cikarang, Jumat 1 November 2024.
Agus menambahkan bahwa kehadiran Chery Indonesia di pasar global menunjukkan kemampuan Indonesia dalam memproduksi kendaraan berkualitas tinggi dan berteknologi maju.
“Dengan hadirnya Chery Indonesia di pasar global, kita semakin menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu memproduksi kendaraan berkualitas dengan teknologi yang maju,” tambahnya.
Agus berharap ke depan PT Chery Motor Indonesia dapat memperbanyak tipe, varian dan jumlah unit yang diekspor serta negara tujuan ekspor, tidak hanya ke pasar tradisional seperti ASEAN tetapi juga mampu masuk ke pasar ekspor baru seperti Australia.
Meski begitu, Agus memberikan masukan kepada PT Chery Motor Indonesia terkait Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang baru mencapai 40 persen.
Dia mendorong agar persentase TKDN ini dapat ditingkatkan ke 60 persen di masa mendatang.
“Perlu dicari strategi agar TKDN bisa ditingkatkan hingga 60 persen,” ujar Agus.
Komentar