JurnalPatroliNews – Buleleng – Sekda Buleleng Drs. Gede Suyasa, M.Pd yang sebelumnya juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Buleleng “come back” menjadi Ketua Umum Periode 2021-2025 yang terpilih secara aklamasi dalam kegiatan Kongres Pemilihan Askab PSSI Buleleng di Wantilan Praja Winangun Kantor Bupati Buleleng, Sabtu (20/02).
Dari kepengurusan baru Periode 2021-2025 itu, Gede Suyasa didampingi Nyoman Suasana sebagai Wakil Ketua Umum Askab PSSI Buleleng.
Sementara untuk Anggota Komite Eksekutif, adalah Wayan Tingkes, Made Suardana, dan Ketut Widana.
Kepengurusan lengkap akan disusun dalam dua hari. Program kerja kepengurusan periode 2021-2025 akan disusun melalui mekanisme kongres biasa Askab PSSI Buleleng.
Ditemui usai kongres, Gede Suyasa menjelaskan, bahwa kompetisi sepakbola, khususnya di Kabupaten Buleleng, Bali masih menunggu perkembangan Pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Setelah kondisi normal dan izin diberikan, kompetisi akan segera dilaksanakan . Sepanjang tidak ada Covid-19 lagi, semua kompetisi akan diselenggarakan.
“Ini dikarenakan sepakbola berpeluang besar terjadi kontak fisik,” jelasnya.
Sebagai Sekda dan juga Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd juga paparkan dalam penanganan Covid-19, kontak fisik dihindari.
Karena itu, pada masa Pandemi virus Corona atau Covid-19, Suyasa selaku Ketua Umum Askab PSSI Buleleng mengaku, tidak bisa lagi ditekankan program untuk jalannya kompetisi. Namun, jika situasinya normal dan izin pemerintah turun, tentu yang paling utama pembinaan itu diwujudkan dalam bentuk kompetisi.
Hanya dengan kompetisi, setiap pemain mendapat kesempatan untuk berlatih, membangun mental, membangun keterampilan serta mendapatkan pengalaman.
“Kompetisi akan jauh lebih menentukan kematangan dari seorang pemain. Kita lihat situasi dulu. Mudah-mudahan dengan adanya vaksin ke depan, Covid-19 bisa segera teratasi dan diberi izin untuk melaksanakan kompetisi-kompetisi,” jelas Suyasa.
Suyasa selaku Ketua Umum Askab Buleleng dalam Kongres ini juga menyampaikan catatan – catatan, terkait dengan fair play kepada Ketua Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Bali Ketut Suardana yang turut hadir pada kongres pemilihan kali ini.
Catatan ini terkait dengan apa yang dialami oleh Tim sepakbola Buleleng pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali tahun 2019. Dalam pandangannya, bahwa ada situasi-situasi yang memiliki variabel untuk bisa memenangkan suatu klub atau tim.
“Variabel tersebut adalah fair play dan kepemimpinan wasit,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Askab Buleleng, Ketut Suardana mengungkapkan, Asprov PSSI Bali sudah berusaha meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Bagaimana SDM yang ada bisa menjawab segala tantangan dalam dunia persepakbolaan, khususnya di Provinsi Bali. Tentunya dengan mengaplikasikan perkembangan – perkembangan yang ada di luar, baik itu nasional maupun internasional.
“Itu yang kami lakukan, karena untuk menuju industri sepakbola, seluruh insan harus menjawab tantangan yang ada, baik itu pemain, pelatih, wasit dan pengurus asosiasi sepakbola sendiri. Tanpa adanya semangat fair play, sepakbola tidak akan maju. Kami sependapat dengan pengurus Askab PSSI Buleleng,” tegasnya.
Saat dimintai penjelasannya terkait atlet PON asal Buleleng yang akan berlaga di PON Papua, Ketua Umum KONI Buleleng Nyoman Arta Widnyana mengatakan, dari jumlah atlet Bali 269 orang yang akan berlaga di event Nasional itu, Buleleng meloloskan 24 atlet, 3 pelatih dari 12 cabang olahraga.
“Kami berharap untuk nomor perorangan mampu menyumbangkan medali emas untuk Bali, yakni dari cabang panjat tebing, renang serta dari muay thai. Sedangkan ada cabang andalan Buleleng, seperti tenis lapangan dan sepak takrow masih harus berjuang keras menghadapi lawan – lawanya di PON nanti,” ujar Arta Widnyana. (TiR).-
Komentar