Survei Baksos HPN 2024: Masyarakat Baduy Hadapi Banyak Ular Tanah

Ular Tanah

Masyarakat Baduy yang tinggal di Desa Kanekes seluas 5.101,85 hektar itu secara diam-diam mengalami problem menghadapi berkembangbiaknya ular yang mereka sebut ular tanah. Tahun lalu korban gigitan ular yang meninggal delapan orang, dan tahun 2023 turun tiga orang meninggal. Lainnya selamat.

Ular tanah yang menggigit warga kebanyakan hidup di ladang-ladang. Ketika petani membersihkan ladang tiba-tiba ular tanah menggigit.

“Tiba-tiba celetut di kaki, ular menggigit. Kalau sudah kena gigit ular ini, tidak bisa diapa-apakan. Harus cari penawar bisa ular. Tapi di Puskesmas tidak ada obatnya. Serum anti bisa ular hanya ada di Rumah Sakit Umum di Serang. Jadi harus ke Serang,” kata Ardi.

Kalau kejadiannya malam hari, sebisa-bisanya warga mengobatinya sendiri. “Dengan jampe-jampe, doa juga,” kata Ardi, ketua RT Cijanar.

Dokter-dokter Puskemas pesan, korban gigitan ular jangan diobati secara tradisonal, jangan diisap darahnya, jangan dikeluarkan darahnya. Tetapi warga kesulitan membawa ke puskesmas kalau kejadiannya malam hari.

Pada saat hujan dan suasana dingin, ular tanah banyak yang naik ke jalan, ke bebatuan, mencari kehangatan. Akibatnya di jalan warga banyak kena gigitan ular tanah.

Masyarakat Baduy dengan berbagai suka-dukanya, sudah berabad-abad tinggal di Kanekes. Mereka tersebar di tiga kampung di Desa Kanekes yaitu Kampung Cikeusik, Cibeo, Cikartawana.

Mereka hidup mengikuti adat yang sudah ditetapkan nenek moyang, dengan Sunda Wiwitan sebagai kepercayaan yang menjadi tuntunan dalam menjalani hidup. (*)

Komentar