Afrika Jadi Wilayah  Arena Perang Baru AS, China & Rusia

JurnalPatroliNews – Jakarta – Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa China dan Rusia mendestabilisasi Afrika dengan terobosan mereka yang menjanjikan dukungan dana miliaran dolar di wilayah itu.

Dalam gelaran KTT Afrika-AS di Washington DC, Menteri Pertahanan Lloyd Austin menuduh bahwa saingan AS memiliki pendekatan yang berbeda. Ia mendeskripsikan China memperluas jejaknya di Afrika setiap hari melalui pengaruh ekonominya yang berkembang.

“Bagian yang meresahkan adalah mereka tidak selalu transparan dalam hal apa yang mereka lakukan dan itu menciptakan masalah yang pada akhirnya akan membuat tidak stabil, jika belum,” kata Austin dalam panel yang dihadiri 40 pemimpin Afrika itu, dikutip AFP, Rabu (14/12/2022).

“Rusia terus menjajakan senjata murah dan mengerahkan tentara bayaran di seluruh benua. Itu juga membuat [KONDISI] tidak stabil,” tambahnya.

China pun sejauh ini telah menolak tuduhan Negeri Paman Sam. Duta besarnya di Washington, Qin Gang, mengatakan benua itu seharusnya tidak menjadi tempat persaingan ‘kekuatan besar’.

Di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin menambahkan bahwa Washington ‘harus menghormati keinginan rakyat Afrika dan mengambil tindakan nyata untuk membantu pembangunan Afrika, daripada memusatkan upayanya untuk mencoreng dan menyerang negara lain’.

Adapun, Presiden AS Joe Biden berencana mengungkap dana US$ 55 miliar untuk Afrika yang akan dikucurkan selama 3 tahun ke depan. Dalam salah satu pengumuman pertama, Gedung Putih mengatakan akan menginvestasikan US$ 4 miliar pada tahun fiskal 2025 untuk melatih petugas kesehatan Afrika.

KTT itu juga membawa NASA, dengan Nigeria dan Rwanda menjadi negara Afrika pertama yang menandatangani perjanjian Artemis. Ini merupakan perjanjian yang dipimpin AS untuk kerja sama internasional dalam perjalanan ke Bulan, Mars, dan sekitarnya.

Selain itu, AS juga mengumumkan tambahan US$ 411 juta bantuan untuk Somalia di mana penilaian baru menemukan bencana kelaparan di negara itu telah menjadi sesuatu yang besar.

“Guncangan iklim ini telah melemahkan masyarakat,” kata Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud, menjelang pengumuman yang diharapkan oleh Biden tentang upaya iklim di Afrika.

Komentar