Bahlil Tegaskan KKKS Lambat Akan Dievaluasi, Target Minyak 2025 Jadi Prioritas

JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah terus mengupayakan langkah strategis untuk mendorong peningkatan produksi minyak nasional. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa percepatan pengembangan lapangan minyak menjadi prioritas utama dalam rencana tersebut.

“Kami fokus mempercepat pengembangan lapangan minyak yang sudah selesai tahap eksplorasi dan mendapatkan persetujuan Plan of Development (POD-1). Langkah ini diharapkan dapat mempercepat hasil produksi,” ujar Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI, Senin (2/12/24).

Bahlil menargetkan lifting minyak nasional pada 2025 dapat melampaui 605 ribu barel per hari (bph). Target ini didukung dengan pengoperasian lapangan-lapangan minyak yang sebelumnya belum dikembangkan. Dari total 301 lapangan minyak yang telah dieksplorasi, 50 hingga 60 di antaranya akan menjadi fokus pengembangan.

Meskipun demikian, Bahlil mengakui bahwa target lifting pada 2024 kemungkinan besar tidak tercapai, mengingat proses pembangunan fasilitas minyak membutuhkan waktu cukup panjang. “Pembangunan fasilitas minimal memakan waktu satu tahun. Saat ini, kami tengah melakukan pemetaan dan akan segera turun langsung ke lapangan untuk memastikan percepatan proyek,” jelasnya.

Selain itu, Bahlil memberikan arahan tegas kepada Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, untuk mempercepat pengembangan lapangan minyak oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Ia menegaskan, jika KKKS tidak segera memulai produksi setelah memperoleh izin dan cadangan, pihaknya tidak akan ragu mengevaluasi izin mereka.

“KKKS yang memperlambat produksi akan kami evaluasi. Pemerintah tidak akan mentolerir keterlambatan yang menghambat target produksi minyak nasional,” tegas Bahlil.

Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengoptimalkan potensi minyak nasional demi mendukung pertumbuhan ekonomi serta mengurangi ketergantungan pada impor energi.

Komentar