Ingat..#Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan!

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Memberi tanggapan sebelum bubaran nonton bareng tayangan Hitung Cepat di plataran Kemang Village, Jakarta Selatan Rabu tanggal 14 Februari 2024 sore, Mayjen TNI (Purn) Dr Saurip Kadi yang mantan Aster Kasad diera Gusdur menegaskan bahwa Rakyat kita sungguh sangat dewasa dalam berdemokrasi. Artinya, yang selama ini bikin “usrek” dalam kaitan Pemilu, sama sekali bukan Rakyat, tapi kelompok kepentingan yang dimasa lalu  bermasalah. Karena hanya dengan cara itu, mereka bisa terus eksis.

Bagaimana tidak dewasa, kalau Pemilu dengan 800 ribu lebih TPS yang tersebar dari Sabang sampai Merauke kesemuanya bisa dilaksanakan secara serentak dengan aman, lancar dan penuh keharmonisan. Kalau toh dibeberapa TPS ada ada ketegangan, tak lebih hanyalah riak-riak kecil dalam berdemokrasi dan hal yang demikian tergolong kasus. Dan kesemuanya itu juga bukti bahwa KPU dengan jajarannya telah bekerja dengan baik, disamping itu, juga sebagai bukti bahwa Polri dan juga TNI solid serta benar-benar mengambil posisi netral dalam arti tidak memihak salah satu Pasangan Capres/Wapres, imbuhnya.

Klaim Politik Islam Mayoritas Kedepan Menjadi Tidak Relevan.

Dengan merujuk pada Hasil Hitung Cepat dari sejumlah Lembaga Survey dimana Pasangan Nomor 2 memperoleh suara terbanyak dan Pemilu cukup satu putaran saja, ini juga sebagai indikator bahwa Rakyat kita Cerdas. Dan kalau betul nantinya berdasarkan pengumuman KPU beberapa minggu kedepan Paslon Nomor:2 (Prabowo-Gibran) yang menang dengan mayoritas Tunggal, sungguh ini adalah berkah Tuhan Yang Maha Esa yang sangat berharga dalam membangun kebangsaan kita kedepan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa dengan bergabungnya PKS dan PKB dikubu Paslon Nomor: 01 (AMIN), maka klaim politik bahwa ummat Islam mayoritas menjadi invalid. Bukankah basis pendukung PKS didominasi oleh Ummat Islam dari lingkungan Muhammadiyah, sementara basis pendukung PKB dari lingkungan NU. Lantas kelompok besar “politik Islam” yang mana lagi yang belum bergabung dikubu AMIN. Dengan demikian, kedepan peluang untuk memecah belah dan atau mengadu domba sesama anak bangsa dengan menggunakan sentimen agama (Islam) menjadi tertutup minimal mengecil, tambahnya.

Himbauan Kepada Semua Paslon Capres/Wapres Dan Mesin Politiknya.

Ditegaskannya pula, Pemilu sama sekali bukan perang. Pemilu tak lebih hanyalah mekanisme “kontrak sosial” pembentukan pemerintahan untuk kurun waktu tertentu kedepan (Di Indonesia Untuk 5 tahun). Dan karenanya dalam Pemilu, Rakyat memilih Program yang diperjanjikan dalam kampanye dan siapa yang bakal memimpinnya. Disanalah maka dalam demokrasi dikenal norma “Suara Rakyat adalah Suara Tuhan” (Vox Populi, Vox Dei). Norma ini sejalan dengan ajaran Tuhan sebagaimana Firman Tuhan yang tertuang dalam Al Qur’an yaitu Surat Al Imron, Ayat 26 dan juga dalam Injil Roma13: 1-3, dimana inti dari kedua ajaran tersebut adalah bahwa manusia haruslah taat kepada Pemerintahan masing-masing, karena Kekuasaan yang diperoleh sesorang sesungguhnya berasal dan atau atas kuasa dari Tuhan Yang Maha Esa. Saurip Kadi yang pada Agustus 2023 telah menyandang Doktor Theologi mengingatkan, bahwa Firman Tuhan bukanlah syair dan untuk dihafal semata, melainkan petunjuk nyata untuk dilaksanakan oleh penganutnya.

Menutup penjelasannya, dari sisi antrophologi politik sebagaimana tulisannya tertuang di https://jurnalpatrolinews.co.id/opini/paslon-prabowo-gibran-adalah-solusi-kebangsaan-kekinian/ secara khusus menghimbau kepada Paslon Pres/Wapres yang kalah, untuk “mengendalikan” Timses nya masing-masing beserta jajarannya serta “Pendukung Militan” nya untuk tidak membikin keributan dan atau kegaduhan dengan tuduhan kecurangan dan apalagi menempuh cara-cara melawan hukum. Perselisihan dan apalagi kalau ada kecurangan hendaknya diselesaikan melalui gugatan di Mahkamah Konstitusi saja. Sementara kepada yang menjadi pemenang, syukurilah kemenangan dengan mengajak pendukungan untuk menjaga kebersamaan. Yang pasti siapapun pemenangnya, kelak adalah Presiden /Wakil Presiden seluruh rakyat Indonesia. Mari hormati hak pilih orang lain, tegasnya.

Komentar