Jokowi Tanya Penyebab Pabrik RI Sepi, Pengusaha Tunjuk Negara Ini

JurnalPatroliNews – Jakarta – Penurunan daya saing industri manufaktur dalam negeri menjadi perhatian serius bagi para pelaku usaha. Presiden Jokowi bahkan telah memerintahkan para menterinya untuk segera mengambil tindakan. Saat industri dalam negeri berusaha untuk bangkit, para pengusaha menilai bahwa praktik impor terus merongrong industri lokal, termasuk sektor keramik.

“Perlu ada perlindungan terhadap industri dalam negeri yang sedang injury berat akibat praktek unfair trade berupa BMAD [Bea Masuk Anti Dumping] dan BMTP [Bea Masuk Tindakan Pengamanan],” kata Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto, Rabu (14/82/2024).

Menurut industri, besaran BMAD untuk keramik impor dari China yang akan diterapkan masih di bawah ekspektasi dan jauh di bawah besaran BMAD keramik impor China dari berbagai negara.

“Hal ini perlu diwaspadai karena terjadi akibat over supply dan over capacity industri keramik Tiongkok, serta kehilangan pasar ekspor utama seperti Amerika Serikat, Meksiko, Uni Eropa, dan Timur Tengah setelah negara-negara tersebut menerapkan BMAD tinggi di kisaran 100%-400% terhadap produk dari Tiongkok,” ujar Edy.

Selain itu, industri juga menghadapi kendala lain, yaitu gangguan suplai gas dari PGN yang sudah berkepanjangan. Pelaku usaha menyatakan bahwa Industri Penerima HGBT dipaksa untuk membatasi penggunaan gas hingga 60%-70% setiap bulan, dan selebihnya harus membayar gas dengan harga tinggi sebesar US$13,85/mmbtu.

Komentar