“Meski kami kecewa dengan hasil riset khusus ini, hasil ini tidak berdampak besar pada efikasi dan data keamanan yang kami amati dalam uji coba kami sebelumnya untuk pengobatan pasien COVID-19,” kata kepala eksekutif Pfizer Albert Bourla lewat pernyataan.
Pfizer mengatakan Paxlovid, yang terdiri atas dua antivirus yang berbeda, saat ini mengantongi izin bersyarat atau penggunaan darurat di lebih dari 60 negara di seluruh dunia untuk mengobati pasien COVID yang berisiko tinggi.
Komentar