Mengejutkan Banyak Orang,’Kiamat’ Baru Serang Tetangga RI, Warganya Bisa Kelaparan

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Krisis pangan sedang menghantui Australia. Bagaimana tidak, ratusan ribu warga di negara itu diprediksi akan sulit mendapatkan bahan makanan.

Australia sendiri masuk dalam daftar negara yang kemungkinan besar akan mengalami krisis pangan akibat melonjaknya inflasi dan bencana alam.

Laporan Kelaparan tahunan yang dirilis lembaga amal Foodbank pekan lalu menyimpulkan bahwa ada 500.000 rumah tangga rawan pangan. Ini juga menggambarkan ketidakpastian tentang mendapatkan makanan dan nutrisi yang cukup.

Kepala eksekutif Foodbank, Brianna Casey, mengatakan situasinya merupakan yang terburuk selama 6 tahun bekerja di lembaga itu. Ia pun menyerukan peningkatan pembayaran dukungan pendapatan dan dukungan tambahan untuk sektor masyarakat.

“Saya belum pernah melihat sesuatu seperti yang kita lihat sekarang. Ini akan mengejutkan banyak orang bahwa kita melihat tingkat kerawanan pangan yang lebih buruk daripada puncak pandemi … Orang-orang telah keluar dari pandemi dalam banyak kasus dalam posisi yang lebih rentan daripada saat mereka masuk,” ujarnya.

Australia saat ini tengah berjuang melawan rekor biaya hidup yang tinggi. Inflasi tahunan pada Agustus melonjak menjadi 6,8% dari hanya di bawah 2% sebelum pandemi. Saat pandemi, inflasi makanan juga lebih rendah, sekitar 1,3%

Foodbank sendiri menjelaskan bahwa di antara mereka yang mengalami kerawanan pangan, 64% menyebutkan ini akibat dari kenaikan atau biaya hidup yang tinggi dan 42% menunjuk pada ‘penghasilan rendah atau tunjangan pemerintah yang berkurang’ sebagai penyebab utama.

Akibat inflasi, keterangan Biro Statistik Australia menyebutkan harga buah dan sayuran naik 18,6% pada Agustus dibandingkan tahun lalu. Harga makanan dan minuman nonalkohol juga meningkat menjadi 9,3% dalam 12 bulan hingga Agustus 2022.

Sementara itu, banjir di Pantai Timur Australia antara Maret dan Juli menambah gangguan pangan di negara itu. Pasalnya, bencana ini menghancurkan tanaman dan mendorong lonjakan harga makanan di Australia.

Komentar