Pertanyakan Kapasitasnya Soal FPI, Hendropriyono ke Natalius Pigai : Moralmu Sangat Merosot, Terimakasih Atas Penghinaanmu!

Jurnalpatrolinews – Jakarta : Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal TNI (Purnawirawan) Hendropriyono mendapat cuitan bernada menghina dari mantan Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) yang juga aktivis Papua, Natalius Pigai melalui akun Twitter-nya, @NataliusPigai2 Jumat (01/01/2021).

“Orangtua mau tanya. Kapasitas Bapak di negara ini sebagai apa ya, Penasehat Pres, Pengamat? Aktivis?. Biarkan diurus generasi abad ke 21 yang egaliter, humanis, Demokrat. Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua. Sebabnya Wakil Ketua BIN & Dubes yang Bapak tawar saya tolak mentah2. Maaf,” tulis Pigai.

Cuitan Natalius Pigai tersebut disertakan dengan link pemberitaan media massa berjudul ‘Pemerintah Larang FPI, Hendropriyono: Organisasi Pelindungnya Tunggu Giliran’ yang berisi tentang ultimatum Jenderal TNI berdarah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu kepada pihak yang berusaha melindungi alias membekingi eks anggota organisasi Front Pembela Islam (FPI) yang dibubarkan pemerintah.

Tak berapa lama setelah itu, jebolan Akademi Militer (Akmil)1967 itu, langsung menanggapi kicauan Pigai itu melalui Twitternya. Meski menilai cuitan Pigai adalah penghinaan, tapi Hendropriyono membalas dengan kalimat bijaksana.

Berikut rangkaian kalimat Hendropriyono membalas cuitan Pigai seperti dikutip, Sabtu (02/01/2021).

“Buat seorang pejuang tidak ada kata berhenti ananda @NataliusPigai2. Jika negara dalam bahaya, kita harus membelanya. Harus tanpa hitung untung atau rugi dan muda atau tua,” tulisnya.

“Sebagai pejabat saya dulu berjuang dengan kewenangan saya, sekarang sebagai rakyat dengan mulut saya dan jika kelak tak berdaya secara fisik, maka saya akan berjuang dengan do’ saya. Begitu betuk tingkatan iman saya, sebagai seorang muslim.”

Hendropriyono mengatakan, apa yang dia sampaikan hanya menasihati supaya Pigai tidak larut, tersesat, dan menyesal.

“Karena saya yakin kalau sekarang tidak mau mendengarnya kelak kamu juga akan sadar. Saya mengenalmu karena menganggap kamu seorang pemuda harapan bangsa yang patriotik, berani dan pandai. Karena itu saya tanya kenapa kamu tidak jadi pejabat saja, agar semua bakat dan potensimu tersalur dan bermanfaat,” lanjutnya.

“Bukan saya tawari jabatan di pemerintahan, karena saya tidak punya kewenangan apapun apalagi sebagai formatur. Patriotik dan cerdas karena saya dengar kamu mengkritik ide separatisme dengan mengatakan, bahwa seharusnya bercita-cita jadi Presiden RI daripada hanya sebagai Presiden Papua,” katanya.

Hendropriyono juga mengenal pertama kali mengenal Natalius Pigai yang saat itu menjabat sebagai Komisioner Komnas HAM.

“Kita bertemu di restoran Kunskring di Jalan Teuku Umar. Dengan bersemangat kamu menawarkan jasa, untuk membela saya dalam kasus Talangsari. Saya tidak menanggapi, karena saya merasa kasus tersebut sudah selesai secara hukum. Juga sudah selesai secara Islam melalui islah.”

Hendropriyono menilai, setelah lama tidak bertemu, Natalius Pigai berubah 180 derajat.

“Selain patriotisme, dan kepandaian, moralmu juga sangat merosot. Sopan santun dan akal budimu lenyap, karena ditelan kekecewaan sebagai penganggur yang tak terakomodasi di tempat yang kamu inginkan,” kata Hendropriyono.

“Semua kata yang keluar dari mulutmu adalah ungkapan dari pikiranmu. Itulah sebabnya saya bisa bilang kamu bukan Pigai yang dulu lagi,” sambunganya.

“Terima kasih atas penghinaanmu kepada saya sebagai orangtua, yang tidak pernah menyakiti kamu. Saya berharap agar pikiranmu jangan ke sana ke mari terus, untuk mencari pengakuan atau kedudukan. Pegang teguh prinsip agar lebih banyak orang menghargai kamu, sehingga kamu mendapat tempat yang terhormat di masyarakat.”

“Demikian Pigai, semoga kita masih bisa bertemu lagi, sebelum umur tidak memungkinkannya. Salam dan selamat tahun baru 2021,” tulis Hendropriyono.  (bizlaw)

Komentar