Pigai Sebut Eks Kepala BIN Dedengkot Tua, Hendropiyono : Terima Kasih Atas Penghinaanmu!

Jurnalpatrolinews – Jakarta : Tokoh militer Indonesia, Jenderal TNI (Purnawirawan) A.M Hendropriyono mendapat penghinaan dari aktivis Papua, Natalius Pigai.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu disebut pernah menawarkan jabatan Wakil Kepala BIN dan duta besar kepada aktivis Papua yang juga mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.

Namun Natalius mengaku menolak tawaran tersebut. Pernyataan itu disampaikan Pigai mengomentari apa yang disampaikan Hendropriyono terkait dengan FPI.

Pigai mengomentari ultimatum yang dituliskan Jenderal TNI berdarah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) kepada pihak yang berusaha melindungi alias membekingi eks anggota organisasi terlarang FPI.

“Orangtua mau tanya. Kapasitas Bapak di negara ini sebagai apa ya, Penasehat Pres, Pengamat? Aktivis?. Biarkan diurus generasi abad ke 21 yang egaliter, humanis, Demokrat. Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua. Sebabnya Wakil Ketua BIN & Dubes yang Bapak tawar saya tolak mentah2. Maaf,” tulis Pigai di akun Twitter pribadinya, dikutip Galamedia, Minggu, 3 Januari 2021.

Hendropriyono tanpa diduga langsung bereaksi keras. Ia pun membantah pernah menawari jabatan tersebut kepada Pigai.

Hendropriyono mengaku hanya bertanya kepada Pigai, bukan menawarkan jabatan.

“Saya mengenalmu karena menganggap kamu seorang pemuda harapan bangsa yang patriotik, berani dan pandai. Karena itu saya tanya kenapa kmu tidak jadi pejabat saja, agar semua bakat dan potensimu tersalur dan bermanfa’at,” begitu tulis Hendropriyono dikutip dari akun Twitter pribadinya, @edo751945, Sabtu 2 Januari 2021.

“Bukan saya tawari jabatan di pemerintahan, karena saya tidak punya kewenangan apapun apalagi sebagai formatur,” lanjutnya.

Ia menyebut Natalius Pigai adalah seorang yang patriotik dan cerdas karena berani mengkritik ide separatisme dengan mengatakan bahwa seharusnya bercita-cita jadi Presiden RI daripada hanya sebagai Presiden Papua.

Hendropriyono mengaku pertama kali bertemu dengan Natalius Pigai saat aktivis asal Papua itu masih menjadi Komisioner Komnas HAM.

“Waktu pertama kali kita kenal, kamu adalah komisioner Komnas HAM. Kita bertemu di restoran Kunskring di Jl Teuku Umar. Dgn bersemangat kmu menawarkan jasa, utk membela saya dlm kasus Talangsari,” ungkap Hendropriyono.

“Saya tdk menaggapi, krn sy merasa kasus tsb sdh selesai secara hukum. Juga sdh selesai scr Islam melalui islah,” sambungnya.

Ia mengatakan, setelah tidak bertemu, Pigai sudah banyak berubah. Moralnya merosot, sopan santunnya sudah lenyap.

Ia menduga Pigai kecewa dan berubah drastis lantaran tidak mendapatkan jabatan sesuai keinginannya.

Setelah lama tidak bertemu dan kmu bukan penguasa lagi, kamu berubah 180 derajat. Selain patriotisme dan kepandaianmu, moralmu juga sangat merosot. Sopan santun dan akal budimu lenyap, krn ditelan kekecewaan sbg penganggur yg tak terakomodasi di tempat yg kmu inginkan— AM. Hendropriyono (@edo751945) January 1, 2021

“Setelah lama tidak bertemu dan kmu bukan penguasa lagi, kamu berubah 180 derajat. Selain patriotisme dan kepandaianmu, moralmu juga sangat merosot. Sopan santun dan akal budimu lenyap, krn ditelan kekecewaan sbg penganggur yg tak terakomodasi di tempat yg kmu inginkan,” jelasnya.

“Semua kata yg keluar dri mulutmu adalah ungkapan dari pikiranmu. Itulah sebabnya sy bs bilang kamu bukan Pigai yg dulu lagi,” begitu penilaian Hendropriyono.

Hendro pun merasa terhina dengan cuitan Pigai. Ia berharap Pigai kembali memegang teguh prinsip agar dihormati masyarakat.

“Terimkasih atas pnghinaanmu kepada saya sebagai orang tua, yang tidak pernah menyakiti kamu. Saya berharap agar pikiranmu jangan kesana kemari terus, untuk mencari pengakuan atau kedudukan. Pegang teguh prinsip agar lebih banyak orang menghargai kamu, sehingga kamu mendapat tempat yang terhormat di masyarakat,” pungkasnya.  (galamedia pr)

Komentar