Rusia Mengaku Khawatir, Soal Ancaman Perang Baru di Eropa

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Rusia mengaku khawatir dengan meningkatnya ketegangan di Kosovo, negara yang telah memerdekakan diri dari Serbia sejak 2008. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Zakharova mengatakan pihak berwenang di Pristina telah melakukan serangkaian provokasi diam-diam dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, menggunakan kekerasan bermotivasi etnis untuk menargetkan sisa orang Serbia di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, ia menyebut Perdana Menteri Kosovo, Albin Kurti, berusaha untuk mengalihkan perhatian dari kebijakan domestik yang gagal dengan bermain api, memicu histeria Serbofobia (fobia terhadap warga Serbia) di wilayahnya.

“Ini meningkatkan ketegangan mendekati konflik bersenjata,” kata Zakharova, dikutip dari Russia Today, Selasa (13/12/2022). “Hanya kesabaran warga Serbia setempat dan pemerintah di Beograd yang mencegah terjadinya kekerasan terbuka.”

“Kami berdiri dalam solidaritas dengan kepemimpinan Serbia,” tambahnya. “(Kami) mendukung posisi Beograd bahwa Kosovo Albania dan Barat secara sinis mengabaikan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1244, perjanjian Brussel, dan Washington.”

Menurutnya, alih-alih menekan etnis Albania untuk mematuhi perjanjian yang ditandatangani, AS dan UE secara terang-terangan menyabotase dokumen Brussel, dan lebih memilih praktik kejam untuk mengintimidasi dan menyalahkan Serbia Kosovo.

Sejak akhir pekan lalu, ketegangan meningkat di Kosovo utara. Ratusan orang Serbia mendirikan barikade memblokir jalan dan menghambat lalu lintas di dua penyeberangan perbatasan utama di area tersebut.

Protes dipicu oleh penangkapan seorang mantan polisi yang dituduh menyerang patroli penegak hukum Kosovo.

Ketegangan di wilayah itu juga dipicu oleh keputusan Pristina untuk menjadwalkan pemilihan cepat di empat komune yang didominasi Serbia pada 18 Desember.

Komentar