Sekjen PDIP: Pasca Amien Rais Pergi, Makin Mudah Jalin Kerja Sama dengan PAN

JurnalPatroliNews – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai PDIP sangat cocok membangun kerja sama dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Terlebih setelah ditinggal pergi Amien Rais yang memilih mendirikan Partai Ummat.

Diketahui, Amien Rais merupakan tokoh sentral di PAN sepanjang keberadaan dirinya di sana kendati tidak menjadi ketua umum. Pendapat Amien masih sangat dihargai, apalagi saat Amien mengambil veto yang membuat PAN gagal masuk koalisi Jokowi-Maruf Amin saat Pilpres 2019.

“Kami sama Partai Amanat Nasional sangat cocok untuk membangun kerja sama, terlebih setelah saya mendapat bisikan dari teman-teman PAN pasca Pak Amin Rais tidak tidak ada di PAN,” kata Hasto dalam diskusi daring Para Syndicate, Jumat (28/5/2021).

Hasto menuturkan, PDI Perjuangan disebut merasa lebih mudah untuk membangun kerja sama politik dengan PAN yang saat ini diketuai oleh Zulkifli Hasan.

“Itu makin mudah lagi untuk membangun kerja sama politik. Dan saya tahu Pak Zulkifli beliau adalah sosok yang berkomitmen dengan bangsa dan negara dengan sangat jelas ketika ditawari oleh koalisi partai atas dasar agama beliau menegaskan itu akan menambah pembelahan yang terjadi,” kata Hasto.

“Kita ini negara begitu besar dari Sabang sampai Merauke, itu kita jaga marwahnya,” tandas Hasto.

Veto Amien Gagalkan PAN Dukung Jokowi

Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa PAN nyaris masuk ke dalam koalisi Jokowi saat Pilpres 2019. Tepatnya beberapa hari sebelum PAN bergabung dengan kolaiai Gerindra mengusung Prabowo-Sandiaga.

Pada waktu itu, Eddy mengaku sempat memberitahu kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan rencana PAN melangkah masuk bergabung koalisi.

“Kejadiannya hari itu dua hari sebelum PAN mengumumkan pencapresan Prabowo-Sandi sebelum Pilpres. Saya bicara dengan Mas Hasto, Mas kita insyaallah akan bergabung dengan koalisi Mas Hasto,” kata Eddy dalam diskusi daring Para Syndicate, Jumat (28/5/2021).

Namun rencana berkoalisi dengan PDIP hanya sebatas rencana. PAN yang saat itu masih ada Amien Rais sebagai Ketua Dewan Kehormatan, memiliki pengaruh kuat membelokkan rencana PAN yang diketuai Zulkifli Hasan. Amien yang merupakan pendiri PAN melakukan hak veto.

“Tetapi karena waktu itu kita diveto kemudian kita gabung dengan Prabowo-Sandi. Waktu itu memang, meskipun Ketua Umum Zulkifli Hasan tapi tentu kita mendengarkan tokoh sentral kita. Tokoh sentral kita, tokoh senior kita pada saat itu apa pandangan beliau dan kita betul-betul memang pandangannya berbeda dengan pandangan-pengurus yang lain,”

Eddy mengatakan padahal dalam pertemuan dengan pengurus PAN, ia telah menyampaikan bahwa PAN tidak memiliki DNA untuk menjadi oposisi. Tetapi pandangan Eddy justru berujung buruk bagi dirinya.

“Saya sampaikan dalam pertemuan itu bahwa PAN tidak memiliki DNA oposisi dan saya terus terang dihujat banyak di kalangan internal kita. Kok sekjen sangat berani mengatakan PAN tidak punya DNA oposisi, memang demikian adanya menurut saya,” ujar Eddy.

(sc)

Komentar