Tanggal 22 Juli Sebagai Hari Bhakti Adhyaksa & Jatuhnya Pesawat Boeing 707 di Tinga Tinga

JurnalPatroliNews – Buleleng – Tanggal 22 Juli merupakan momen penting, tidak saja dijadikan Hari Bhakti Adhyaksa oleh Kejaksaan di Indonesia, tetapi juga sebagai peristiwa dari Pesawat Boeing 707 Pan Am jatuh di Bukit Tinga-Tinga, Kecamatan Grokgak, Buleleng Barat, 40 kilometer dari Singaraja, Bali.

Lebih dari 100 penumpang dari Jepang, Perancis, Australia, dan Filipina menjadi korban. Hingga pencarian dihentikan, hanya 57 jenazah ditemukan. Sulitnya medan menyebabkan tidak semua jenazah ditemukan.

Peristiwa jatuhnya Pesawat Boeing 707 Pan Am di perbukitan Tinga Tinga, Kecamatan Gerokgak, kabupaten belahan Utara pulau Bali.
Musibah jatuhnya pesawat terbang setelah menabrak bukit di Tinga Tinga itu hari Senin malam – 22 Juli 1974.

Saat itu, saya pribadi sebagai reporter RRI Singaraja mengetahui adanya peristiwa tersebut, justru setelah mendengar berita radio BBC Australia, sekitar pukul 04.00 subuh . Sementara sebagai radio Pemeritah Indonesia di Singaraja belum tahu.

Setelah mendengar berita radio Australia itu, kemudian saya selaku reporter melakukan koordinasi dengan yang berwenang. Pemerintah yang mengedepankan Prajurit Yonif 741/SBW dibawah Komandan Kompi Kapten Inf.? (lupa). Perwira TNI-AD setelah keberhasilan dan sukses, menjadi pejabat di Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.

Sementara kegiatan operasional mengamankan pecahan pesawat maupun jenazah yang dalam penemuan sulit dilaksanakan jajaran Prajurit TNI-AD dibawah koordinasi Kolonel Inf. Soedarto sebagai Kepala Staf Kekaryaan Daerah “P” Nusra yang juga merangkap Asospol Kodam Udayana yang bermarkas di sebelah selatan RRI Singaraja.

Di Pos yang didirikan di wilayah Desa Tinga Tinga, saya sebagai reporter RRI senantiasa menggali informasi yang benar dan pasti, terkait peristiwa jatuhnya pesawat terbang Boeing 707 Pan Am, terutama dengan Kolonel Inf. Soedarto.

(TiR).-

Komentar