Tersiar Kabar Reshufle, Menteri Dilarang Tinggalkan Jakarta hingga 22 Agustus 2020, Ini Kata Tjahjo Kumolo!

JurnalPatroliNews – Jakarta,  Beredar informasi ada imbauan agar para menteri tidak meninggalkan Jakarta mulai hari ini hingga 22 Agustus 2020. Kabarnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan reshuffle atau perombakan kabinet.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (PAN dan RB) Tjahjo Kumolo mengaku tidak mengetahui mengenai larangan meninggalkan Jakarta.

“Saya kok tidak ada pemberitahuan dari pejabat Istana,” ujar Tjahjo kepada rekan media, Kamis (13/8/2020).

Hal senada disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara.

“Saya sampai dengan hari ini, belum pernah dengar imbauan tersebut,” ungkap Juliari menanggapi kabar yang ramai beredar di kalangan media tersebut.

Salah satu staf pejabat di lingkungan Istana, menolak berkomentar banyak menyangkut para menteri harus tetap di Jakarta.

“Belum ada info,” ujarnya seraya menyebut masih banyak anggota Kabinet Indonesia Maju yang berada di daerah.

“Ini saya saja masih di daerah,” imbuhnya.

Sementara itu dalam survei yang dirlis Charta Politika Indonesia baru-baru ini, mayoritas publik berharap Presiden melakukan reshuffle.  Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengungkap sebanyak 73,1% responden menyetujui rencana reshuffle. Hanya 13,3% yang tak setuju, dan 13,6% memilih tidak jawab/tidak tahu.

“Sebanyak 73,1 persen mengatakan setuju (reshuffle). Ini lebih esktrem dibandingkan dengan rilis survei Indikator Politik Indonesia,” kata Yunarto saat merilis survei, Rabu (22/7/2020).

Diukur dari kinerja jajaran Kabinet Indonesia Maju, menurut Yunarto, tingkat kepuasan publik masih rendah. “Hasilnya adalah 49,7% masyarakat merasa puas, sementara 44,1% tidak puas. Selisihnya tidak jauh,” ujarnya.

Survei Charta Politika Indonesia juga mencatat Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto sebagai menteri terpopuler. Yunarto menjelaskan Terawan menjadi menteri yang paling banyak didengar dan dilihat masyarakat. Menurutnya, hal ini tentu berkaitan erat dengan tugas-tugas Terawan menangani Covid-19.

“Terawan, Sri Mulyani, Doni Monardo, Juliari Batubara, dan Tito Karnavian jadi kepala lembaga yang paling sering dilihat dan didengar dalam masa Covid-19 saat ini,” katanya.

Terawan memiliki popularitas 18,6%, Sri Mulyani (13,7%), Doni Monardo (8,2%), Juliari Batubara (4,3%), Tito Karnavian (4%), dan Erick Thohir (3,3%).

Berikutnya Nadiem Makarim (1,7%), Airlangga Hartarto (1,4%), Abdul Halim Iskandar (1,1%), Fachrul Razi (1,1%), Budi Karya Sumadi (1,1%), Jenderal Idham Azis (1%), dan Marsekal Hadi Tjahjanto (1%).

Meski menjadi yang terpopuler, menurut Yunarto, nama Terawan tidak masuk sebagai menteri berkinerja terbaik. Publik antara lain justru memilih Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai yang terbaik. Prabowo dipilih 12,8% responden, diikuti Sri Mulyani (11,5%), Erick Thohir (5,8%), Mahfud MD (4,6%), Basuki Hadimuljono (4,2%).

“Kebanyakan nama-nama yang muncul adalah yang memiliki tingkat pengenalan (awareness)  yang tinggi atau pos kementeriannya mendapatkan sorotan media di saat situasi pandemi Covid-19,” kata Yunarto.

Survei dilakukan melalui wawancara telepon dengan metode simple random sampling kepada 2.000 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, pada 6-12 Juli 2020. Angka margin of error survei 2,19% pada tingkat kepercayaan 95%.

Sebelumnya hasil survei Indikator Politik Indonesia juga melansir dukungan penuh publik terkait reshuffle. Sebanyak 64,8% setuju, sedangkan 30,3% persen tidak setuju, 4,9% tidak menjawab. “Mayoritas 64,8% setuju jika presiden melakukan perombakan kabinet,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Selasa (21/7/2020).

Survei Indikator Politik Indonesia, digelar 13-16 Juli 2020 lewat wawancara telepon terhadap 1.200 responden. Metode yang dipakai simple random sampling. Margin of error +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

(lk/*)