Anda Mungkin Lebih Disukai Dari Yang Anda Pikir

JurnalPatroliNews Kita sering merasa cemas setelah bercakap-cakap dengan orang lain, yakin bahwa kita telah memberikan kesan buruk. Tetapi berbagai penelitian menemukan bahwa kita mungkin lebih disukai dari yang kita pikir.

Setelah bertemu seseorang untuk pertama kalinya, apakah Anda merasa telah memberikan kesan yang baik? Ataukah Anda meringis pada setiap kecerobohan yang Anda pikir telah terjadi, membayangkan semua hal yang mungkin telah membuat lawan bicara Anda bosan atau tersinggung?

Jika Anda merasa cocok dengan deskripsi pertama, Anda termasuk minoritas. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa rata-rata orang menilai rendah diri sendiri, dan kesan sosial yang mereka tinggalkan.

Dalam kebanyakan situasi, kita sering kali jauh lebih menyenangkan daripada yang kita bayangkan, namun kita melupakan semua isyarat keramahan terhadap kita, dan berpikir kita menjengkelkan atau membosankan. Seolah-olah kita mengingat percakapan yang sama sekali berbeda dari percakapan yang sebenarnya terjadi.

Ketidaksesuaian antara persepsi kita tentang kinerja sosial kita, dan pendapat orang lain tentang kita, dikenal sebagai “liking gap”, dan ini dapat membatasi kemampuan kita untuk membentuk koneksi dalam kehidupan pribadi kita, dan juga menghalangi kolaborasi yang saling menguntungkan.

Seperti banyak bias dalam otak kita, liking gap bisa sulit untuk diperbaiki – tetapi penelitian terbaru menunjukkan ada cara untuk mengatasi bentuk umum kecemasan sosial ini.

Inspirasi pribadi

Penyelidikan awal tentang liking gap terinspirasi oleh pengalaman pribadi Erica Boothby dan Gus Cooney, keduanya psikolog di University of Pennsylvania, AS. Boothby sedang berbicara dengan seorang kenalan baru pada suatu hari, ketika Cooney duduk di dekatnya. Bagi Cooney, jelas bahwa percakapan itu berjalan dengan baik – namun Boothby sangat khawatir dengan impresi yang ia tinggalkan.

Komentar