Apakah Amerika Serikat Sedang Resesi?

“Belum pernah terjadi di mana kita mengalami inflasi di atas 4% dan tingkat pengangguran di bawah 4%, dan kita tidak mengalami resesi selama dua tahun,” kata mantan Menteri Keuangan AS, Larry Summers, baru-baru ini.

Ekonom Nouriel Roubini – yang pernah meramalkan kehancuran ekonomi pada 2018 – sepakat.

Dia meyakini jalan “panjang dan berliku” menuju resesi yang bisa bertahan hingga 2023.

Kesempatan untuk ‘soft landing’

Meskipun sejumlah peringatan di atas telah membuat banyak orang khawatir, masih banyak yang meyakini “soft landing” – atau perlambatan perekonomian yang moderat, alih-alih resesi penuh – masih mungkin terjadi.

Dengan skenario ini, kita akan melihat pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat tanpa gejolak yang bisa mengakibatkan penurunan drastis.

Optimisme ini diperkuat dengan pasar kerja Amerika saat ini. Pelaku bisnis menerima 315.000 angkatan kerja pada Agustus lalu. Ini bukanlah tanda-tanda ekonomi yang terpuruk, menurut Gubernur The Fed, Christopher Waller.

Dalam pidatonya baru-baru ini di Wina, dia menepis kekhawatiran resesi.

“Pasar tenaga kerja AS yang kuat memberi kita fleksibilitas untuk menjadi agresif dalam memerangi inflasi,” kata dia.

Fed juga menekankan, tidak akan ragu menjaga tingkat suku bunga tinggi, selama hal tersebut dapat menurunkan inflasi.

Dengan bank sentral AS yang tampak bertekad bulat dalam usaha mereka menurunkan harga-harga, proses ini kemungkinan tidak akan selalu mulus. Jika tingkat suku bunga naik terlalu tinggi, resesi akan terjadi. Tapi jika naik terlalu sedikit, inflasi akan terus meninggi.

Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic mengakui proses ini sangat rumit dan baru-baru ini mengatakan bahwa soft landing “sangat sulit dilakukan.”

Komentar