Dukung Palestina dan Tolak Novelnya Diterjemahkan ke Bahasa Ibrani Oleh Penerbit Israel, Pengarang Irlandia Sally Rooney Terjebak Kontroversi

“Hak menerjemahkan ke Bahasa Ibrani untuk novel saya masih tersedia, dan jika saya bisa mencari jalan menjual lisensi ini sesuai dengan petunjuk boikot tingkat institusi BDS, saya akan sangat senang dan bangga melakukannya.”

Israel bantah tudingan apartheid

Apartheid adalah kebijakan pemisahan ras dan diskriminasi yang diterapkan oleh pemerintah minoritas kulit putih terhadap mayoritas penduduk kulit hitam di Afrika Selatan mulai 1948 sampai 1991.

Israel telah lama menganggap BDS menentang keberadaan negara itu yang didorong oleh antisemitisme.

Israel menolak tegas dibandingkan dengan apartheid dan menyebut laporan HRW “tidak masuk akal dan keliru”.

Sikap Sally Rooney ini disambut dengan kemarahan dan sekaligus pujian di media sosial.

Kelompok yang didirikan oleh kalangan akademisi dan intelektual Palestina, Palestinian Campaign for the Academic and Cultural Boycott of Israel, mengatakan rakyat Palestina “menyambut hangat” keputusan Rooney, sementara beberapa orang mengatakan pernyataan pengarang Irlandia itu disalahartikan.

Namun klarifikasi yang dikeluarkan Rooney tidak mampu membendung kemarahan pihak-pihak yang menentangnya, dengan alasan pernyataan itu tidak mengubah niatnya.

Mencuit dalam Bahasa Ibrani, Menteri Diaspora Israel Nachman Shai mengatakan: “Budaya memboikot Israel, antisemitisme yang disamarkan, merupakan sertifikat kelakuan buruk baginya dan juga bagi orang-orang lain yang bertindak sepertinya.”

Konflik Israel-Palestina telah lama menjadi ajang pertarungan bagi mereka yang berkecimpung di dunia seni, juga kalangan selebriti dan akademisi.

Awal tahun ini, Rooney meneken surat terbuka untuk mendukung artis dan penulis Palestina dan menuduh Israel melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina.

Sejauh ini Sally Rooney telah menerima sejumlah penghargaan di Inggris, antara lain Penulis Muda Terbaik versi koran The Sunday Times pada 2017 dan Penghargaan Buku Costa pada 2018.

Komentar