Elon Musk Kembali Beri Peringatan: Ekonomi AS Terancam Kolaps

JurnalPatroliNews – AS – Miliuner terkenal Elon Musk kembali memberikan peringatan serius terkait kondisi ekonomi Amerika Serikat. Dalam sebuah wawancara dengan All-In Podcast yang berlangsung pada Selasa dan dikutip pada Rabu (11/9/2024), Musk menyampaikan keprihatinannya mengenai meningkatnya utang negara.

Menurut Musk, utang yang terus membengkak ini akan diwariskan kepada generasi mendatang di AS. Ia menyoroti betapa pembayaran bunga atas utang nasional kini lebih besar dari anggaran Departemen Pertahanan, dan ini hanya akan memburuk.

“Pembayaran bunga atas utang nasional sekarang lebih besar dari seluruh anggaran Departemen Pertahanan dan terus meningkat. Dalam waktu dekat, AS akan mengalami kebangkrutan,” ujar Musk, seperti dilansir oleh Russia Today (RT).

Pada akhir Juli, Departemen Keuangan AS melaporkan bahwa total utang nasional telah melampaui angka US$ 35 triliun (sekitar Rp 543.767 triliun), yang merupakan rekor tertinggi dalam sejarah. Hanya dalam enam bulan, utang ini bertambah sebesar US$ 1 triliun.

Laporan dari Kantor Anggaran Kongres (CBO) memprediksi bahwa pada tahun 2034, total utang AS akan menembus angka US$ 50 triliun (sekitar Rp 776.810 triliun), yang berarti lebih dari 122% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, pertumbuhan ekonomi tahunan AS diperkirakan hanya akan mencapai 1,8% pada periode 2029 hingga 2034.

Baru-baru ini, Musk juga menyatakan di platform media sosialnya, X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), bahwa dalam 12 bulan ke depan AS harus membayar lebih dari US$ 1,2 triliun (sekitar Rp 18.484 triliun) hanya untuk bunga utang, yang mencapai 25% dari total pendapatan pemerintah.

Musk sebelumnya telah memperingatkan bahwa pola pengeluaran pemerintah saat ini menempatkan negara dalam risiko kebangkrutan. Ia juga menekankan bahwa pengeluaran yang berlebihan tersebut telah memicu inflasi yang kian melonjak.

Pada Agustus lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi tahunan turun di bawah 3% untuk pertama kalinya sejak 2021. Meski demikian, harga barang dan jasa masih meningkat sebesar 2,9%, sementara inflasi inti, yang tidak mencakup sektor makanan dan energi, tercatat naik sebesar 3,2% secara tahunan.

Komentar