Harga Gandum Chicago Meroket Akibat Kekeringan Parah di Rusia

JurnalPatroliNews – Chicago – Harga gandum berjangka di Chicago mengalami kenaikan signifikan pada Rabu (2/10), menembus level tertinggi dalam tiga setengah bulan terakhir. Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap kekeringan parah yang melanda Rusia serta eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina.

Laporan dari Reuters pada Kamis pagi (3/10) WIB menyebutkan bahwa harga jagung juga mengalami peningkatan, mencapai level tertinggi dalam tiga bulan, didorong oleh kenaikan harga gandum dan penguatan pasar minyak menyusul serangan rudal Iran terhadap Israel.

Di sisi lain, harga kedelai berjangka justru turun akibat prediksi hujan pada pekan depan di wilayah penghasil kedelai di utara Brasil.

Komisi Eropa telah mengusulkan penundaan penerapan regulasi anti-deforestasi baru. Hal ini, menurut para analis, telah mendukung peningkatan permintaan bungkil kedelai asal Amerika Serikat, dibandingkan pasokan dari Amerika Selatan dalam beberapa hari terakhir.

Kontrak jagung di Chicago Board of Trade (CBOT) tercatat mengalami peningkatan sebesar 3,50 Dolar AS, menjadi 432,50 Dolar AS per bushel, setelah sempat menyentuh angka tertinggi sejak 28 Juni yaitu 434,25 Dolar AS per bushel.

Sementara itu, harga kedelai di CBOT mengalami penurunan 1,25 Dolar AS menjadi 1.056 Dolar AS per bushel. Sebaliknya, harga gandum melonjak 16,25 Dolar AS menjadi 615,25 Dolar AS per bushel, setelah sebelumnya mencapai 617,25 Dolar AS, level tertinggi sejak 14 Juni.

Badan meteorologi Rusia pada Rabu mengonfirmasi bahwa kondisi kekeringan yang melanda beberapa daerah produksi utama tanaman musim dingin di negara tersebut lebih parah dari biasanya pada Oktober ini.

Komentar