JurnalPatroliNews – Jepang – Perusahaan elektronik Jepang ICOM membantah tuduhan bahwa mereka memproduksi perangkat walkie-talkie yang bisa disusupi bom, seperti yang terjadi dalam insiden ledakan di Lebanon.
Setelah sebelumnya 5.000 pager meledak serentak dan menyebabkan 12 korban jiwa, ledakan terbaru terjadi pada Rabu (18/9) dengan melibatkan walkie-talkie milik anggota Hizbullah, mengakibatkan 20 orang tewas.
Dalam puing-puing ledakan tersebut, ditemukan stiker bertuliskan ICOM, yang memunculkan dugaan bahwa perusahaan tersebut adalah produsen perangkat yang meledak itu. Namun, Yoshiki Enomoto, perwakilan resmi ICOM, membantah bahwa walkie-talkie tersebut diproduksi oleh perusahaannya.
Enomoto menjelaskan bahwa memasukkan bom ke dalam perangkat selama proses produksi sangat tidak mungkin, karena produksi perangkat ini sangat otomatis dan berlangsung cepat. “Tidak mungkin bom dapat diintegrasikan ke dalam salah satu perangkat kami selama proses produksi. Prosesnya sangat otomatis dan cepat, jadi tidak ada waktu untuk hal-hal seperti itu,” tegas Enomoto, seperti dilaporkan oleh AFP pada Kamis (19/9).
Ia juga menambahkan bahwa model walkie-talkie yang meledak di Lebanon telah berhenti diproduksi sekitar 20 tahun yang lalu. Jika perangkat tersebut masih ada, besar kemungkinan itu adalah barang palsu.
“Jika ternyata palsu, maka kami harus menyelidiki bagaimana seseorang membuat bom yang terlihat seperti produk kami. Jika itu asli, kita harus melacak distribusinya untuk mengetahui bagaimana itu berakhir di sana,” kata Enomoto lebih lanjut.
Komentar