Penembakan Masal, Pasukan Khusus Australia Dituduh Terlibat Penembakan Massal Warga Afghanistan

JurnalPatroliNews – Jakarta – Pasukan khusus Australia SAS telah menewaskan hingga 10 warga sipil Afghanistan yang tak bersenjata dalam suatu serangan di Provinsi Kandahar pada tahun 2012. Penembakan Warga Sipil Warga setempat menyebut kejadian ini sebagai “penembakan massal”

Sumber Australia dan saksi mata dari Afghanistan memastikan adanya warga sipil yang terbunuh dalam penggerebekan Inspektur Jenderal Angkatan Bersenjata Australia (ADF) akan merilis hasil investigasinya tentang dugaan kejahatan perang di Afghanistan

Kejadian ini diyakini sebagai serangan sehari paling buruk dalam jumlah korban tewas yang bisa diungkap hingga saat ini, terkait dengan tindakan pembunuhan tidak sah yang dilakukan oleh tentara Australia di Afghanistan.

Keterangan saksi-saksi Afghanistan dan sumber Australia yang disampaikan kepada tim investigasi ABC menyebutkan, operasi yang dilakukan Resimen Pasukan Khusus Angkatan Udara (SAS) telah menewaskan sejumlah anggota Taliban.

Namun sumber-sumber ABC ini mengatakan warga sipil juga turut ditembak selama penggerebekan, termasuk sekelompok penduduk desa tak bersenjata yang berada di dekat sebuah traktor.

Sumber ABC di Australia memastikan sejumlah warga sipil terbunuh pada hari itu, namun tidak dapat menentukan jumlah pastinya. Dikatakan bahwa ada 10 pembunuhan yang patut dicurigai serta ada lima anggota Taliban yang tewas.

Seorang warga bernama Abdul Qadus terluka dalam serangan itu dan kemudian dievakuasi oleh pasukan Australia.

“Karena saya terluka, mereka membawaku ke rumah sakit Tentara Nasional Afghanistan di pangkalan udara Kandahar,” ujarnya.

“Saya berada di sana selama dua hari dua malam,” tambah Qadus.

Inspektur Jenderal Angkatan Bersenjata Australia (IG ADF) telah menghabiskan waktu empat tahun untuk menyelidiki rumor dan tuduhan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan SAS di Afghanistan.

Para penyelidik IG ADF telah memeriksa lebih dari 55 insiden terpisah yang diduga melanggar aturan perang selama periode antara tahun 2005 dan 2016.

Sejauh ini lebih dari 330 orang telah diambil keterangannya dalam penyelidikan itu.

Laporan IG ADF diperkirakan akan disampaikan dalam beberapa minggu mendatang.

Ketika dihubungi ABC untuk memberikan hak jawab, seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Australia mengatakan:

“Tidak tepat untuk mengomentari hal-hal yang mungkin atau tidak menjadi subjek dari penyelidikan Afghanistan Inquiry.”

(lk/*)

Komentar