Tensi Memanas, AS Kirim Kapal Serbu Amfibi ke Laut Hitam

JurnalPatroliNews, Washington – Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah memetakan arah Laut Hitam dan mengirim kapal serbu amfibi untuk ambil bagian dalam latihan bersama pasukan NATO.

Hal itu diumumkan Armada Keenam AS pada Kamis (8/7/2021), di tengah kekhawatiran pecahnya konflik di wilayah tersebut.

Menurut para komandan, Kapal Angkatan Laut AS kapal pengangkut cepat ekspedisi kelas Spearhead Yuma memulai transit ke utara ke Laut Hitam untuk beroperasi dengan sekutu dan NATO.

Kapal catamaran berlambung kembar itu mamputransit seluruh kompi Marinir AS dan dilengkapi dengan dek penerbangan serta jalur melandai untuk memungkinkan kendaraan lapis baja meluncur cepat ke medan pertempuran.

Yuma akan ambil bagian dalam latihan kolosal ‘Sea Breeze’ bersama dengan personel dari 32 negara terpisah, termasuk Ukraina, Inggris, Prancis, Polandia, Georgia, Senegal, Korea Selatan, Pakistan, Jepang, dan Maroko seperti dikutip dari Russia Today.

Rusia mengatakan latihan itu menimbulkan risiko nyata bagi potensi eskalasi ketegangan militer. Bulan lalu, para diplomatnya meminta AS untuk menahan diri dari berpartisipasi, dengan mengatakan bahwa skala dan sifat agresif dari latihan Sea Breeze sama sekali tidak membantu tantangan nyata untuk memastikan keamanan di wilayah Laut Hitam.

Menurut para utusan, latihan NATO akan meningkatkan risiko insiden yang tidak disengaja dan secara bersamaan mendorong sentimen militeristik di Kiev. Seorang juru bicara Armada Keenam AS sebelumnya mengatakan bahwa Washington bangga bermitra dengan Ukraina dalam menjadi tuan rumah bersama latihan maritim multinasional

Latihan perang akan berlangsung hingga 10 Juli dan, menurut kepala militer AS, akan melihat para pelaut berlatih beberapa area peperangan termasuk perang amfibi, perang manuver darat, operasi menyelam, operasi larangan maritim, pertahanan udara, integrasi operasi khusus, perang anti-kapal selam dan operasi pencarian serta penyelamatan.

Latihan telah dijalankan pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi saat ini terjadi di tengah ketegangan yang signifikan antara NATO dan Rusia. Dua minggu lalu, sebuah kapal perang Inggris, HMS Defender, memicu insiden diplomatik ketika melintasi perbatasan ke perairan di sekitar semenanjung Crimea yang disengketakan.

Rusia, yang menganggap wilayah itu sebagai bagian integral dari wilayah kedaulatannya, merespons dengan mengirimkan pesawat tempur dan tembakan peringatan dari kapal perang terdekat. London menolak untuk mengakui kedaulatan Rusia atas Crimea dan bersikeras bahwa perairan itu milik Kiev.

(sdn)

Komentar