Prediksi Gelombang 3 Covid-19 di RI & Respons Satgas

JurnalPatroliNews – Jakarta, Gelombang ketiga Covid-19 berpotensi terjadi di Indonesia. Pemicunya adalah terjadinya peningkatan mobilitas masyarakat disertai dengan abainya warga pada protokol kesehatan.

Adanya ancaman ini diprediksi oleh Pakar Epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman. Menurutnya ada potensi Indonesia akan mengalami gelombang tiga Covid-19 Indonesia pada Desember 2021.

Menurut Dicky Budiman, Indonesia belum lepas dari Covid-19 bahkan Indonesia masih memiliki potensi infeksi Covid-19 gelombang ketiga meski PPKM diperpanjang.

“Tetap ada potensi kemungkinan gelombang ketiga di Indonesia namun kemungkinan itu makin menurun dengan leveling PPKM yang tetap dijaga konsistensinya. Tapinya saya prediksi Oktober tetapi sekarang mundur ke Desember meski potensi itu bisa saja menurun,” jelasnya, dikutip Sabtu (25/9/2021).

Dicky Budiman mengungkapkan ada dua alasan Indonesia berpotensi mengalami infeksi Covid-19 gelombang ketiga. Pertama, kapasitas 3T (pemeriksaan dini, pelacakan, dan perawatan) masih rendah.

“Genomic surveillance juga masih lemah karena idealnya mereka yang sudah divaksin dua kali tetapi terinfeksi Covid-19 harus dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing. Di kita ini sudah dilakukan tetapi minim. Peta pemahaman situasi belum komprehensif,” jelasnya.

Kedua vaksinasi. Jumlah penduduk Indonesia yang sudah divaksin penuh (dua kali suntikan) masih sekitar 16% terpaut sedikit dari Filipina tetapi kalah jauh dibandingkan Singapura, Kamboja, dan Malaysia.

“Ini menempatkan 80% penduduk Indonesia sangat rawan. Ini membuka kemungkinan gelombang ketiga selain angkat kematian Covid-19 di Indonesia di atas 3% yang menunjukkan adanya potensi masalah di hulu hingga hilir,” terangnya.

Menanggapi ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate. Oleh karena itu masyarakat diminta waspada kenaikan kasus Covid-19.

“Untuk itu, kita perlu bersama-sama mengantisipasi lonjakan kasus Covid. Penerapan protokol kesehatan harus selalu diterapkan untuk menghindari lonjakan kasus,” katanya.

Johnny menyebut berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, sejak 2 Agustus 2021. Peningkatan mobilitas di Jawa dan Bali telah meningkat secara signifikan.

Kemudian berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang rilis 15 September 2021 ada empat wilayah di Indonesia yang menjadi sorotan karena mobilitasnya yang tinggi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.

“Peningkatan mobilitas yang saat ini bahkan sudah menyamai kondisi sebelum pandemi, harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya.

Oleh karena itu dia meminta agar semua pihak tetap waspada dan tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan. Agar peningkatan mobilitas masyarakat bisa terus sejalan dengan upaya penanganan pandemi Covid-19.

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan berdasarkan pengalaman, gelombang ketiga di RI bisa terjadi tiga bulan kedepan. Saat libur Natal dan Tahun Baru.

“Artinya potensi kenaikan kasus meningkat. Dengan pembelajaran gelombang satu dan dua, harus semakin tangguh,” katanya.

Lonjakan kasus pertama terjadi pada Januari 2021 setelah Libur Natal dan tahun Baru 2020. Selanjutnya, lonjakan kasus kedua terjadi pada Juli.

Kondisi berbeda terjadi di dunia, yakni lonjakan kasus justru terjadi pada April, 2021 atau tiga bulan sebelum kasus meledak di Indonesia. Saat dunia telah mengalami penurunan, Indonesia justru dilanda gelombang ketiga tersebut.

“Lonjakan kasus kedua pada Juli memberikan banyak pelajaran. Penanganan lebih mahal, lama dan memakan korban. Upaya terbaik adalah melanggengkan penurunan kasus dengan protokol kesehatan sedikitpun tidak lengah,” lanjutnya.

Lebih lanjut dia mengatakan lonjakan kasus di Indonesia pada bulan Juli tidak disebabkan global atau dari negara lain, tapi dari internal Indonesia. Hal ini karena peningkatan mobilitas dan aktivitas sosial bersamaan dengan mudik.

Data terakhir, jumlah kasus Covid-19 Indonesia pada Jumat (24/9/2021) bertambah 2.557. Dengan tambahan data tersebut, maka total kasus positif mencapai 4.204.116, sedangkan kasus sembuh 4.017.055 dan untuk kasus meninggal 141.258.

Berdasarkan data Kemenkes terbaru tersebut, total kasus aktif saat ini adalah 45.803 pasien.Tercatat, Jawa Tengah masih menjadi yang terbanyak disusul dengan Jawa Barat.Berikut 10 Provinsi dengan Kasus Aktif Covid-19 Terbanyak :

1. Jawa Tengah : 3.798 Kasus
2. Jawa Barat : 3.719 Kasus
3. Kalimantan Utara : 3.050 Kasus
4. Sumatera Utara : 2.789 Kasus
5. Aceh : 2.541 Kasus
6. Jawa Timur : 2.484 Kasus
7. DI Yogyakarta : 2.078 Kasus
8. DKI Jakarta : 2.041 Kasus
9. Sulawesi Selatan : 1.992 Kasus
10. Papua : 1.839 Kasus.

(cnbc)

Komentar