JurnalPatroliNews – Jakarta,- Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny susetyo menyatakan Bahwa Keberagaman dan Cinta kepada Tuhan merupakan modal dasar dalam membangun Negara dan membumikan Pancasila. Namun dalam Era Digital ini modal itu justru menjadi senjata makan tuan yang mengancam rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini dijelaskan dalam Webinar Kebangsaan Ideologi Pancasila dan Moderasi beragama yang mengusung tema “Peran Forum Kerukunan Umat beragama dalam upaya Habituasi Pancasila dan Merawat Kemajemukan” (1/12)
Acara yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat beragama (FKUB) bekerja sama dengan BPIP dan Kementerian Agama yang dihadiri oleh 450 anggota FKUB dari berbagai daerah di Indonesia secara virtual ini dibuka oleh Wakil Kepala BPIP, Haryono. Dalam sambutan dirinya menyatakan bahwa sejak usaha perjuangan kemerdekaan Indonesia Bangsa Indonesia selalu lekat pada Nilai Nilai Ketuhanan.
“Kebaikan Para Kaum Alim Ulama dalam merelakan hilangnya beberapa kata dalam piagam Jakarta yang merupakan Cikal Bakal Pancasila bukan semata mata dilakukan untuk mengakomodir Para pendiri Bangsa dari Indonesia Timur yang rata rata beragama Non Muslim,” ujar Hariyono.
Lebih lanjut Hariyono menjelaskan bahwa kerelaan ini semata-mata terjadi karena kesadaran bahwa keberagaman adalah kenyataan hidup berbangsa yang harus senantiasa dilaksanakan dalam laku hidup.
“Keragaman itu adalah harta berharga bukan ancaman dan ini membuktikan bahwa beragama di Indonesia tidak bersifat kolonialis dan invasive ,tidak ada agama yang bermaksud untuk memarginalkan dan memusnahkan umat agama lain,” tuturnya.
Hal lain disampaikan oleh Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo. Dalam penjelasannya dijelaskan bahwa persoalan saat ini adalah bagaimana aset bangsa dalam era digital ini justru menjadi sumber perpecahan dan olok olok, maka diperlukan kesadaran dari masyarakat.
“Harus ada kesadaran masyarakat untuk dapat mengerti bahwa keanekaragaman, suku , bangsa, budaya dan agama yang ada di Indonesia merupakan Anugrah Tuhan, dan karenanya kita perlu mengerti bahwa mencintai Tuhan berarti mencintai sesama ciptaannya dan mencintai sesamanya ciptaan Tuhan artinya dengan saling mengasihi dan selalu menjalin komunikasi positif antar pemeluk beragama, “jelas Benny.
Lebih lanjut Benny menjelaskan jika kesadaran masyarakat tersebut terbangun maka dapat terjadi Sinergi yang berujung pada kontribusi positif pada pembangunan bangsa dan Bernegara , ini adalah inti moderasi beragama dan FKUB berperan sebagai salah satu wadahnya.
Komentar