Antonius Benny Susetyo: Mencari Pemimpin Bermental Leader Bukan Dealer

JurnalPatroliNews – Jakarta – Pakar komunikasi politik Antonius Benny Susetyo menyampaikan, dinamika politik semakin hari semakin cair, pertemuan ketua-ketua partai politik menjadi pemberitaan yang tiap hari diliput oleh media massa, Benny menyebut, partai-partai politik saling menyandera, dikarenakan keinginan Ketua Umum Parpol menjadi salah satu bakal Calon Wakil Presiden. Hal itu menjadikan pertarungan politik menjadi sulit untuk memprediksi partai-partai politik mendeklarasikan Presiden dan Wakil Presidennya.

Benny, yang juga dikenal sebagai Budayawan itu mengatakan, diperlukannya kecerdasan publik untuk menentukan calon pemimpin masa depan, pemimpin yang otentik dan mampu mengantarkan Indonesia kedalam pintu gerbang kemerdekaan yaitu membangun peradaban dunia Internasional.

“Maka publik harus cerdas menentukan pilihannya, karena publik saat ini disuguhkan oleh realita yang semu, yaitu membongkar kepalsuan atau dalam teori komunikasi adalah realitas yang berealitas, realitas yang dilebih-lebihkan. Realitas yang sebenarnya hanyalah semu di permukaan karena pemimpin yang otentik bukan sekedar dealer yaitu jadi perantara, tetapi miskin gagasan, tidak bisa kerja, tetapi dia hanya pandai beretorika,” tuturnya.

Pemimpin kedepan adalah pemimpin yang punya karakter kuat untuk memajukan Indonesia di kancah dunia internasional, lanjut Benny, yaitu seorang yang mampu memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusianya untuk mempercepat menjadi negara yang maju dan modern.

“Carilah pemimpin yang sejati bukan sekedar pemimpin itu hanya kemampuan citra yang mengekor keberhasilan orang lain, tetapi tidak punya potensitas dalam memberikan arah pembaharuan dan arah kebijakan bagi bangsa dan negara,” ujarnya.

Selain itu, dikatakan Benny, mencari pemimpin dapat dilihat dari rekam jejak dan aktivitasnya selama dia memimpin, baik itu saat menjadi Gubernur, Menteri ataupun pejabat negara.

“Rekam jejak itu akhirnya mendidik masyarakat untuk lebih rasional, maka seorang pemimpin harusnya memiliki visi dan visi yang terbesar adalah membuat rakyat memgalami kegembiraan, kesenangan. Maka dibutuhkan loncatan tidak lagi reaktif melihat orang dari sosoknya, tidak lagi melihat seorang pemimpin itu dari kemampuan beretorika berapi- api, meledak ledak, tentunya tidak melihat pemimpin itu bersandar kepada kesuksesan yang lain, tetapi pemimpin yang orisinil adalah pemimpin yang mampu memahami jantung hati rakyat,” jelasnya

Komentar