Catatan Webinar “Inspirasi Taqorrub-Ilalloh Lewat Kisah Perjalanan-Spiritual Para Tokoh: Edisi Mantan Ekstrimis”

Bagi mantan anggota gerakan bawah tanah yang melepaskan diri dari cengkeraman ekstremisme, kembali ke kehidupan normal adalah sebuah perjalanan spiritual yang penuh rintangan dan pergolakan batin.

Kang MT mengungkap adanya keraguan dan kebingungan.  “Awal mulanya saya bingung melihat kontradiksi ideologi dengan kenyataan di lapangan. Ketika saya melihat ada kekerasan dan kekejaman yang dilakukan atas nama Allah, itu kok begini sih, mulai tergerus keyakinan saya.”

“Tembok kedua, pencarian kebenaran. Rasa haus akan kebenaran mendorong untuk mencari informasi di luar cakupannya, membaca buku, artikel, dan berbicara dengan tokoh.  Saya ingin membuka mata terhadap realitas yang sebenarnya di masyarakat, dibandingkan dengan realitas yang saya alami.” Imbuhnya.

Keputusan untuk meninggalkan gerakan bawah tanah menurutnya bukan perkara mudah, ancaman bahaya dan pembunuhan mengintai. “Saya sendiri ketika mau keluar dan perlawanan sudah makin terang-terangan, akhirnya kena hukuman dan darah kami dihalalkan.”

Kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi juga bukan hal yang mudah. “Di satu sisi saya melihat para pengelola negara, para politikus yang membuat saya pesimis, mereka korup bagaimana mungkin saya membenarkan pejabat korup, takluk pada oligarki, menumbalkan masyarakat adat untuk memenuhi kerakusan korporasi tambang, aparatur hukum yang bermain hukum.”

“Melihat wajah tulus rakyat Indonesia yang saling respek terhadap keragaman, itulah yang membuat akhirnya memang apabila kita memang berniat untuk meninggalkan satu yang salah dan kembali kepada jalur normal, Tuhan tidak akan diam.” Pungkasnya.

Komentar