Eksistensi Ganjar Pranowo di Tengah Serbuan Baliho, Melesat Tinggalkan Puan Maharani

JurnalPatroliNews Jakarta – Popularitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai tokoh potensial Calon Presiden (Capres) 2024 melesat jauh meninggalkan Ketua DPR RI, Puan Maharani.

Setidaknya, hal itu terlihat dalam hasil survei pada 2-10 Agustus yang dirilis Indonesia Political Opinion (IPO) Sabtu (14/8) kemarin.

Dalam survei itu, popularitas Ganjar Pranowo 16,5 persen, sementara Puan Maharani hanya meraih hasil 0,9 persen saja.

Nama Anies Baswedan menjadi tokoh paling potensial dengan tingkat keterpilihan 18,7 persen, disusul Ganjar Pranowo 16,5 persen. Disusul, Sandiaga Uno suara publik sebesar 13,5 persen yang dibayangi Agus Harimurti Yudhoyono dengan suara publik sebesar 9,9 persen.

Peneliti Indonesia Political Opinion (IPO) Nastain Muhammad mengatakan, satu-satunya tokoh sepuh yang masih dapat bertahan adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan tingkat potensi keterpilihan 7,8 persen.

Nastain menjelaskan publik memberikan penilaian berdasarkan faktor kejujuran dengan dominasi 32 persen. Faktor ketegasan yang ditampilkan dalam mengemban amanat masyarakat mampu memengaruhi penilaian publik sebesar 26 persen. Faktor prestasi kerja menempati urutan ketiga dalam pembentukan persepsi publik dengan angka 17 persen.

Dia mengatakan, hal ini dapat dimaklumi karena penilaian pada prestasi kerja oleh publik sangat bersifat subjektif dan sulit menemukan tolok ukur yang tepat. Faktor bersih, profesional dan religius secara berurutan menjadi penilaian dengan angka 10 persen, 9 persen dan 6 persen.

Nastain menyatakan, menjadi sebuah temuan yang menarik ketika publik sudah tidak lagi menjadikan religiositas sebagai tolok ukur utama dalam penilaian simulasi pemilihan presiden.

“Yang paling menarik adalah eksistensi Ganjar di tengah serbuan baliho “Kepak Sayap Kebhinekaan” Puan Maharani,” kata Nastain Muhammad dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/8).

Dalam rilis yang sama terkait pilihan responden pada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden serta latar belakang kepemimpinan, menunjukkan Ganjar mendapatkan animo suara tertinggi ketika dipasangkan dengan Anies Baswedan sebagai cawapres dengan angka 37,0 persen.

Alumnus Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta itu menambahkan hal tersebut berbanding terbalik ketika Ganjar dipasangkan dengan Puan Maharani yang mendapatkan animo suara publik sebesar 13,5 persen saja.
Justru kompetitor hadir ketika Anies Baswedan dipasangkan dengan Sandiaga Uno yang mendapatkan suara publik sebesar 30,2 persen.

Tokoh lain yang mampu menjadi kuda hitam dalam kompetisi pemilihan capres dan cawapres justru datang dari Airlangga Hartarto ketika dipasangkan dengan Anies Baswedan yang mendapat animo 28,4 persen suara.

Metode survei yang dilakukan IPO, yaitu terlebih dulu menentukan sejumlah desa untuk menjadi sampel. Pada setiap desa terpilih akan dipilih secara acak, menggunakan random kish grid paper, sejumlah 5 RT.

Pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih satu responden dengan pembagian laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor genap, sehingga total responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50.

Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2,50 persen, dengan tingkat akurasi data 97 persen.

Pengaturan pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sample bertingkat. Survei ini mengambil representasi sample sejumlah 1.200 responden yang tersebar proporsional secara nasional. Periode survei dilaksanakan pada 2-10 Agustus 2021.

Komentar