Jadikan Pandemi Sebagai Momentum Introspeksi Diri

JurnalPatroliNews – Jakarta -Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo hadir sebagai pembicara dalam Podcast yang bertema “Harmoni Kebangsaan Dalam Kebhinnekaan” (16/8).

Dalam Podcast yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri ini, Benny menjelaskan bahwa Kebhinnekaan bangsa Indonesia sudah ada sejak dulu.

“Kebhinnekaan dan kebangsaan sudah terjadi sejak dulu karena sudah menjadi cari berpikir, bertindak, bernalar, dan berelasi masyarakat Indonesia. Kita harus harus sadari bahwa kita terdiri dari ribuan etis dan budaya bisa hidup damai,” Jelasnya.

Lanjutnya, Benny menambahkan bahwa persoalan bangsa saat ini adalah bagaimana caranya supaya sila kelima yaitu keadilan sosial bisa terwujud.

“Persoalan kita Sekarang ada bagaimana mewujudkan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika ingin sejahtera dan makmur harus diwujudkan sila kelima ini,” pungkas Benny.

Pandemi saat ini harusnya menjadi momentum untuk introspeksi dan berbenah diri. Penduduk Indonesia, termasuk pemerintah, harus mempercayai bahwa kemandirian bangsa dapat dilaksanakan tanpa menggantungkan diri berlebih kepada pihak-pihak di luar Indonesia.

“Pandemi saat ini seharusnya menjadi momentum kita untuk introspeksi dan membenahi tata kelola baik birokrasi dan ekonomi untuk mengembalikan lagi kemandirian pangan, ekonomi, dan kesehatan. Kita mampu,” tegasnya.

Budayawan yang akrab disapa Romo Benny ini juga menjelaskan bahwa ruang-ruang interaksi dan perjumpaan diperlukan, untuk membangun kembali budaya musyawarah mufakat, dan ruang publik harus diisi dengan hal positif dalam pembangunan persatuan bangsa Indonesia, contohnya adalah permainan tradisional dibangun dan dilestarikan kembali.

Turut hadir sebagai pembicara Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Senada dengan apa yang disampaikan Romo Benny, dirinya juga menjelaskan bahwa kebhinekaan dapat membuat Indonesia bertahan tanpa meninggalkan identitas sebagai bangsa yang memiliki budaya yang tersebar. Kita bisa menjadi negara yang bersatu dan berdaulat karena perbedaan yang ada tidak dinegasikan.

“Sekarang ini bagaimana kita meneguhkan kembali bhinneka tunggal ika ini. Menurut saya Bhinneka Tunggal Ika itu berbeda-beda agar kita satu atau justru persatuan itu adalah perbedaan.Kita bisa menjadi negara yang bersatu dan berdaulat karena perbedaan yang ada tidak dinegasikan,” jelasnya.

Abdul menambahkan bahwa masyarakat harus kembali menumbuhkan kesadaran kesejarah.

” Indonesia butuh membangun kembali kesadaran sejarah bahwa Indonesia terbentuk karena kesadaran pendiri bangsa, serta mengakui dan merawat, serta memperkuat keragaman yang ada dalam bentuk yang konstruktif,” ujarnya.

Komentar