Jazilul Ibaratkan Donasi Rp 2 T Akidi Tio Seperti Kisah Abu Nawas Terbang

JurnalPatroliNews, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid meminta publik tidak perlu serius dalam menanggapi polemik donasi Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio. Menurutnya, berita soal keluarga Akidi Tio yang berniat menyumbangkan uang sebesar Rp 2 triliun itu mirip dengan cerita Abu Nawas mau terbang.

Ia menjelaskan dalam sebuah cerita konon Abu Nawas sesumbar bahwa dirinya ingin terbang. Kabar tersebut dengan cepat menyebar dan menjadi pergunjingan publik, bahkan sampai ke telinga Raja Harun Ar-Rasyid. Sang Raja kemudian memanggil Abu Nawas ke istana untuk dimintai keterangan.

“Ketika ditanya apakah benar Abu Nawas ingin terbang? Dijawab iya,” cerita Jazilul dalam keterangannya, Selasa (3/8/2021).

Dia melanjutkan publik kemudian berbondong-bondong menyaksikan aksi Abu Nawas. Dia kemudian naik ke sebuah gedung yang tinggi. Setelah lapangan sudah penuh sesak, Abu Nawas perlahan mulai mengepakkan tangannya dari atas gedung layaknya burung terbang.

Masyarakat yang menyaksikan, kata dia, kemudian menuduh Abu Nawas telah berbohong sehingga layak dihukum. Namun, dengan santainya Abu Nawas mengatakan dia hanya mengatakan ingin terbang, bukan bisa terbang. Adapun pesan yang disampaikan dalam cerita Abu Nawas yakni masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menerima sebuah berita.

“Berita jangan ditelan mentah-mentah,” terangnya,

Seperti diketahui, belakangan publik dihebohkan dengan berita soal keluarga Akidi Tio yang menyumbangkan uang senilai Rp 2 triliun untuk membantu penanggulangan pandemi COVID-19. Namun, beredar kabar sumbangan tersebut diduga hanya fiktif belaka.

Pihak kepolisian kemudian melakukan pemeriksaan terhadap keluarga Akidi Tio. Terkait status tersangka anak Akidi Tio, Heriyati, Polisi pun menegaskan belum menetapkan siapa pun menjadi tersangka.

Jazilul menilai dalam kasus ini, pihak keluarga baru menyatakan niatnya untuk membantu sementara uangnya belum ada.

“Apa salahnya orang mau membantu? Nah sekarang masalahnya uang Rp 2 triliun yang dikatakan mau disumbangkan ini nggak jelas ada di mana karena masih mau. Nah, cerita-cerita begini banyak. Maksud saya, kita hargai niat baik keluarga Akidi Tio ini di tengah pandemi. Ini kan baru mau,” jelasnya.

Anggota Komisi III DPR ini menyebut yang menjadi persoalan sekarang adalah keberadaan uang keluarga Akidi Tio yang sempat disebutkan senilai total Rp 16 triliun di Singapura.

“Kalau memang itu ada, tolong pemerintah membantu. Nanti pemerintah dapat Rp 2 triliun. Tapi cerita-cerita begini ini banyak sekali di masyarakat. Dulu ada cerita uang Bung Karno, ada juga bongkar-bongkar makam di Batu Tulis, itu biasa, nggak usah serius-serius,” paparnya.

Jazilul mengatakan apabila nanti uang itu benar adanya dan ditemukan dan keluarga Akidi Tio menyatakan batal menyumbangkan Rp 2 triliun, hal itu pun tidak bisa disalahkan. Sebab apa yang dilakukan ini baru niat dan sukarela.

“Semua yang terjadi ini baru mau. Sebenarnya kalau mau diungkap, keluarga ini mau membuat lelucon atau mau membantu beneran, atau memang dia kesulitan untuk mencairkan uang yang Rp 16 triliun,” katanya.

Dikatakannya, dalam kasus ini tidak perlu saling menyalahkan. Bahkan polisi juga tidak bisa disalahkan.

“Apanya yang mau disalahkan wong ini orang datang mau menyumbang. Terus sekarang merasa tertipu, ter-prank, apanya yang ter-prank? Ya namanya ada orang mau nyumbang masa Polda disalahkan? Orang mau nyumbang ya silakan,” sebutnya.

Menurut Wakil Ketua Umum PKB ini saat ini masyarakat Indonesia sedang mengalami kesulitan sehingga jika ada orang yang punya niat baik untuk membantu pemerintah maka harus dihargai. “Jangankan Rp 2 triliun, Rp 200 ribu saja sudah sangat berharga. Tetapi jangan kemudian orang yang berkeinginan baik justru kemudian menjadi tersangka,” pungkasnya.

(dtk)

Komentar