MenKopUKM Orasi Ilmiah di USK Aceh Suarakan Perjuangan Ekonomi Rakyat

JurnalPatroliNews – Aceh – Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) memastikan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung koperasi dan UMKM bertumbuh agar menjadi bagian dari rantai pasok industri tak hanya berjaya di dalam tapi juga di luar negeri.

Kita harus terus mengutamakan pembangunan ekonomi rakyat, yang seharusnya pula menjadi agenda yang kita tuju. Kalau suara Menteri Koperasi dan UKM, berarti suara perjuangan ekonomi rakyat,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat menyampaikan Orasi Ilmiah di Sidang Terbuka Dalam Rangka Milad Ke-62 di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Aceh, Jumat (8/12/2023).

Dalam orasi ilmiahnya yang bertajuk ‘Pembangunan SDM Unggul Berwawasan Entrepreneurship Berbasis Transformasi Digital dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045,’ MenKopUKM mengatakan, setelah sawit, dalam 10 tahun terakhir lahir ekonomi baru yaitu, penciptaan digitalisasi ekonomi yang hingga hari ini sudah masuk pada Electric Vehicle (EV). Namun sayangnya, transformasi digital Indonesia belum terarah dan lebih banyak berkembang di sektor jasa dan pembiayaan.

“Di satu sisi, sebesar 97 persen lapangan pekerjaan kita diciptakan oleh UMKM, tetapi 80 persen kredit perbankan tanah air dinikmati oleh usaha besar. Pengarusutamaan pembangunan ekonomi rakyat harus menjadi agenda yang harus terus kita perjuangkan,” ujar Menteri Teten.

MenKopUKM menambahkan, pekerjaan rumah bangsa Indonesia yakni memanfaatkan bonus demografi dengan menghadirkan pelaku usaha dan ekonomi baru untuk menciptakan lapangan kerja baru yang lebih berkualitas dan melakukan evolusi.

“Karena itu, sudah tepat kalau Pemerintah mencanangkan kebijakan industrialisasi. Melakukan hilirisasi di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah dan diperluas ke sektor agrikultur, akuakultur, dan agrimaritim yang melibatkan banyak pelaku usaha mikro dan kecil,” ucap Menteri Teten.

Untuk itu, KemenKopUKM kata Menteri Teten, turut mendukung kehadiran kampus bukan hanya menjadi tempat pembelajaran semata, tetapi juga untuk mengembangkan riset terutama yang terkait hilirisasi produk unggulan Sumber Daya Alam (SDA) di daerah.

Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia yang menghasilkan 50 juta ton CPO memiliki potensi mengolah banyak turunan produk hilir dari sawit, tapi Indonesia baru memproduksi CPO dan minyak goreng. Sumber daya laut Indonesia juga yang sangat kaya, tapi investasi besar di sektor ini masih relatif kecil.

Potensi buah tropis untuk pasar global juga belum diminati pekebun secapa optimal. Begitu juga potensi hilirisasi rumput laut untuk substitusi impor gandum, pengganti plastik, dan pupuk masih terbuka lebar.

Di Paris misalnya, banyak brand parfum dunia di produksi dengan sebesar 95 persen bahannya dari Indonesia. Menurut MenKopUKM, mestinya, industri fragrance Indonesia ini tumbuh sehingga tidak perlu impor. “Itu menjadi tantangan kita. Tapi saya tidak khawatir, melalui kolaborasi riset, USK diharapkan bisa menjadi wadah bagi ahli dalam pengembangan hilirisasi minyak nilam di Aceh,” katanya.

Selain itu, melalui kolaborasi bersama dengan perguruan tinggi, dapat menyiapkan talenta-talenta muda berkelas dunia. “Mengembangkan kelas menengah yang lebih kuat dan inovatif, melahirkan entrepreneur muda yang kompetitif untuk menjadi penggerak pembangunan nasional jangka panjang,” kata Menteri Teten.

Tak hanya itu, Menteri Teten juga menekankan pentingnya pengembangan usaha dengan model factory sharing atau Rumah Produksi Bersama. Di mana dengan model pengembangan ini, berbagai komoditas unggulan nasional di setiap daerah bisa dikelola secara optimal.

“Di Rumah Produksi Bersama ini, para pelaku UMKM bisa membuat barang setengah jadi atau barang jadi dengan maklon dan alat bersama. Ini yang sedang kami uji cobakan di berbagai daerah. Salah satunya juga rencana pembangunan Rumah Produksi Bersama di Aceh,” kata MenKopUKM.

Komentar