Pemerintah Perlu Terapkan Upaya Baru dalam Menekan Prevalensi Perokok

JurnalPatroliNews Jakarta – Upaya baru untuk menekan prevalensi perokok di Indonesia harus diintensifkan pemerintah. Pasalnya, saat ini masiih ada sekitar 65,7 juta penduduk Indonesia masih tercatat sebagai perokok.

Hal itu diminta Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Gadjah Mada, Satria Aji Imawan, karena menilai upaya pemerintah untuk menekan prevalensi perokok belum maksimal.

“Khususnya, setelah rencana untuk mengadakan aturan khusus untuk produk hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) masih belum terealisasi,” ujar Aji dalam keterangan tertulis pada Sabtu (7/8).

Menurut Satri, produk HPTL telah cukup banyak diteliti dan terbukti memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok, sehingga bisa membantu menekan bahaya kesehatan akibat rokok.

“Regulasi yang sempat dicanangkan untuk HPTL masih mandek,” imbuhnya.

Aji melihat upaya pemerintah memperbaiki regulasi yang ada masih gamang. Padahal, industri tembakau merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Belum lagi, di era pandemi seperti saat ini.

“Saya pikir pemerintah berpikir dua kali untuk melakukan inovasi radikal di bidang rokok,” pungkasnya.

Sementara itu, Director of University of Michigan Tobacco Research Network, Cliff Douglas, dalam diskusi Global Forum on Nicotine mengatakan, pembentukan kebijakan terkait produk HPTL perlu mempertimbangkan riset-riset yang sudah ada, termasuk riset yang dilakukan industri. Hal ini demi menciptakan kebijakan yang proporsional.

Menurutnya, pemerintah atau pembuat kebijakan tidak perlu langsung percaya dengan apa yang disodorkan oleh industri. Namun, mereka setidaknya harus melakukan upaya validasi, seperti melakukan verifikasi atas hasil-hasil riset yang disodorkan ke pemerintah sebelum membuat keputusan.

“Saya ingin mengutip Presiden Joe Biden yang berkata, berdiskusilah dengan lawan Anda. Jangan langsung percaya, tapi verifikasilah. Saya harap, rekan-rekan saya di bidang kesehatan masyarakat tidak perlu takut untuk melakukan hal-hal itu,” ujar Cliff Douglas menutup.

Komentar