Peneliti Kemenkes: Ivermectin Ampuh Tekan Penyebaran Covid-19 di Sejumlah Negara

JurnalPatroliNews Jakarta,- Dokter Budhi Antariksa mengungkapkan, obat Ivermectin telah digunakan di sejumlah negara dan terbukti dapat menekan angka penyebaran Covid-19. 

Peneliti utama dari Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso, di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkapkan, negara-negara yang telah menggunakan Ivermectin antara lain India, Peru dan Slowakia,

“Iya, hasil dari statistiknya memperlihatkan seperti itu. Di Uttar Pradesh (India) sempat pakai Ivermectin angkanya turun, terus tidak dipakai, balik lagi naik,” kata dokter Budhi dalam keterangan yang diterima, Senin (28/6).

Budhi mengatakan, Ivermectin saat ini masih menunggu hasil penelitian hingga 5 bulan ke depan. Meski demikian, dalam keadaan darurat Ivermectin bisa digunakan sebagai obat ajuvan, atau obat tambahan selain obat standar Covid-19.

“Kalau saya bilang ini sudah emergency, karena dari pandemi lalu sama pandemi yang sekarang jauh bedanya dan ini cepat,” ujar Budhi.

Saat ini, varian virus yang dihadapi Indonesia sama seperti di India. Selain penularan yang cepat, perubahan kondisi pasien juga sangat cepat dari ringan ke sedang, sedang ke berat, berat ke kritis.

Ivermectin, kata Budhi, bisa digunakan untuk pasien dalam kondisi ringan, sedang, berat dan kritis. Komponen anti replikasi yang dimiliki Ivemectin akan menghambat perkembangbiakan virus.

“Virusnya tidak akan berkembang biak dan berbelah. Jumlah virusnya tidak akan bertambah banyak dengan begitu kekuatannya pun juga akan berkurang,” katanya.

Dokter Budhi Antariksa juga merupakan dokter spesialis paru di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan itu mengatakan, uji coba dan penelitian pada pasien Covid-19 untuk penggunaan Ivermectin sudah berjalan di Indonesia.

Dia memperkirakan, sebelum akhir tahun 2021 akan terlihat hasilnya, menyusul penelitian selama 5 bulan. Penggunaan Ivermectin, kata Budhi, sudah dilakukan di Sragen, Jawa Tengah, sebagai upaya penyembuhan pasien, dengan persetujuan pasien.

“Alhamdulilah bagus. Hasil baik di atas 80 persen,” ucapnya.

Menurut Budhi, Ivermectin digunakan sebagai obat tambahan di Sragen, selain obat standar yang digunakan untuk penderita Covid-19. Dosis yang digunakan 0,2 mg dikali berat badan pasien. Dosis tersebut paling banyak digunakan di dunia.

Selain itu, ada yang menggunakan 0,4 mg dan 0,6 mg yang dikali dengan berat tubuh. Diminum sekali sehari, selama 5 hari dan dilakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) pada hari ke-8, ke-9, ke-10.

“Obat ini punya efek menghambat pertambahan virusnya, dan juga bisa menyembuhkan,” kata Budhi.

Budhi mengatakan, Ivermectin merupakan obat parasit yang sudah ada sejak 30 tahun lalu, dan sudah pernah dipakai oleh manusia.

“Itu obat cacing awalnya. Pada penelitian beberapa obat parasit, terdapat obat parasit yang mempunyai kemampuan menaikkan sel daya tahan tubuh,” terangnya.

Ivermectin memiliki anti peradangan. Saat virus masuk ke dalam tubuh, terjadi proses peradangan hingga bisa terjadi ‘badai’ sitokin di mana keluar zat-zat pertahanan yang demikian hebatnya malah menyerang tubuh sendiri.

“Jadi, ada tiga komponen. Satu adalah antireplikasi virus, menghambat replikasi dari virus. Kemudian menambah daya tahan tubuh dan antiperadangan,” pungkas Budhi. (ant/jpnn)

Komentar