JurnalPatroliNews – Jakarta – Penjualan sepeda motor di Indonesia pada Agustus 2024 mengalami penurunan signifikan. Total penjualan hanya mencapai 573.886 unit, turun 4,1% dibandingkan penjualan pada Juli 2024 yang mencapai 598.901 unit.
Pakar otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menilai bahwa penurunan ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang terus merosot.
Menurutnya, meskipun data pemerintah menunjukkan pertumbuhan ekonomi makro di kisaran 5,1-5,2%, hal tersebut tidak mencerminkan kondisi ekonomi riil, terutama di kalangan kelas menengah.
“Tekanan terbesar dialami oleh kalangan menengah, yang cenderung mengalami penurunan daya beli. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan konsumsi, seperti kendaraan bermotor, ikut terdampak,” ujar Yannes kepada CNBC Indonesia, Rabu (18/9/2024).
Sepeda motor, yang umumnya menjadi pilihan transportasi utama bagi kelas menengah, terkena dampak langsung dari penurunan daya beli ini.
Meskipun banyak penawaran pembelian dengan skema cicilan, beban cicilan bulanan dianggap semakin berat oleh konsumen.
“Segmen sepeda motor banyak diserap oleh kalangan menengah, sehingga penurunan daya beli secara langsung berdampak pada penjualan motor,” tambahnya.
Secara kumulatif, penjualan sepeda motor dari awal tahun hingga Agustus 2024 telah mencapai 4.343.781 unit. Meski demikian, industri masih memerlukan lebih dari dua juta unit lagi untuk mencapai target tahunan sebesar 6,5 juta unit.
Skuter matik (skutik) tetap menjadi jenis sepeda motor paling dominan di pasar dalam negeri, dengan pangsa pasar mencapai 90,14%. Disusul oleh motor underbone sebesar 5,37% dan motor sport sebesar 4,49%.
Sementara penjualan domestik mengalami penurunan, kinerja ekspor sepeda motor justru menunjukkan peningkatan. Pada Agustus, ekspor mencapai 56.715 unit, naik dari 51.012 unit pada bulan sebelumnya. Total ekspor sepeda motor hingga Agustus 2024 tercatat sebesar 348.045 unit.
Komentar