Prof. Rokhmin Dahuri: Jangan Sepelekan Sumber Daya Kelautan Indonesia

“Kami berharap perkembangan ekonomi biru di Indonesia bisa seperti di Singapura, Langkawi, General Santos City di Filipina yang dikenal dunia sebagai ‘Tuna City’, Xiamen, Sidney Harbour City, Abu Dhabi, dan pulau-pulau wisata di Maladewa dimana pertumbuhan ekonomi relatif tinggi, masyarakat lokal sejahtera, kaya dengan kehidupan yang damai, namun lingkungan bersih, asri dan lestari,” ujarnya.

Potensi besar

Potensi ekonomi sumber daya kelautan Indonesia diperkirakan mampu menghasilkan nilai US$ 1,2 triliun per tahun. Sementara itu, lowongan pekerjaan yang disediakan dari sektor ini bisa mencapai sekitar 40 juta orang. Oleh karena itu, jika kita mampu mendayagunakan potensi ekonomi maritim secara produktif, efisien, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan, maka masalah pengangguran dan kemiskinan akan teratasi dengan sendirinya.

“Kami tidak perlu mengirim tenaga kerja ke luar negeri,” kata Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020 – Sekarang.

Sebagai negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia, dengan 13.466 pulau di laut seluas 5,8 juta km2, termasuk ZEEI dan dikelilingi oleh garis pantai sepanjang 95.181 km, terpanjang kedua di dunia setelah Kanada; Indonesia memiliki kekayaan dan keanekaragaman laut yang sangat besar, baik berupa sumber daya alam yang terbarukan (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, lamun, dan produk bioteknologi); sumber daya alam yang tidak terbarukan (seperti minyak dan gas bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya); energi laut; dan jasa lingkungan laut seperti wisata bahari dan transportasi laut.

Menurut Prof. Rokhmin Dahuri, potensi perikanan yang melimpah di Indonesia ini masih minim dimanfaatkan. Potensi sumber daya laut di Indonesia masih 20% dimanfaatkan dalam perikanan tangkap. Hal ini menyebabkan terjadinya illegal fishing oleh kapal asing.

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru akan mengurangi dominasi Jawa (60%) dan Sumatera (20%). Fakta menunjukkan bahwa di luar Jawa dengan potensi sumber daya alam yang relatif tinggi tidak dikelola secara optimal. Kontribusi di Sulawesi dan Kalimantan masing-masing hanya 6% dan 8% dari gros

Saatnya Fokus pada Ekonomi Kelautan

Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, pembangunan Indonesia masih berorientasi pada daratan. Padahal, sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan, mencapai 75% dari total luas wilayah. Sudah saatnya Indonesia fokus pada pembangunan ekonomi kelautan untuk menciptakan bangsa yang besar.

Komentar