Rusia Pasok Iran Satelit Canggih untuk Mata-matai Israel

JurnalPatroliNews – Jakarta- Rusia akan memberikan Iran sistem satelit canggih Kanopus-V untuk meningkatkan kemampuan memata-matai lawan dan melacak target militer.

Menurut Washington Post, seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan satelit itu dilengkapi dengan kamera resolusi tinggi yang dapat memantau fasilitas musuh-musuh Iran di Timur Tengah, termasuk Israel.

Satelit itu berisi perangkat keras buatan Rusia, meskipun tak secanggih satelit buatan AS.

“(Satelit itu akan memungkinkan ) pemantauan terus-menerus sejumlah fasilitas, mulai dari kilang minyak Teluk Persia dan pangkalan militer Israel hingga barak Irak yang menampung pasukan AS,” ujar Washington Post dalam laporan yang dikutip Reuters, Kamis (10/6).

Para pejabat mengatakan peluncuran satelit dapat terealisasi dalam beberapa bulan. Rencana itu merupakan hasil kesepakatan Korps Garda Revolusi Iran saat melakukan perjalanan ke Rusia, demikian mengutip AFP.

Namun, dikhawatirkan Iran akan berbagi satelit itu dengan para milisi pendukungnya seperti di Yaman, Irak dan Libanon. Mereka juga khawatir dengan pengembangan rudal balistik dan drone Iran

Rusia juga telah membantu kru yang akan mengoperasikan satelit dari lokasi baru dekat Kota Karaj, Iran bagian utara.

Laporan pemberian satelit ini muncul beberapa hari sebelum Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Jenewa pada 16 Juni.

Hal tersebut menambah daftar panjang keluhan Washington menjelang pertemuan dua negara itu. AS kerap mengeluh soal intervensi Rusia dalam pemilu hingga peretasan.

Rincian pengadaan satelit juga dikhawatirkan akan mempengaruhi negosiasi Pakta Nuklir tahun 2015. Iran dan AS berencana menjajaki upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir itu.

Pakta Nuklir itu terombang-ambing usai AS keluar pada 2018. Sementara Iran meningkatkan kegiatan program nuklirnya yang dinilai melanggar kesepakatan.

Kesepakatan itu dirancang untuk membatasi program nuklir Iran dengan memberinya imbalan berupa pelonggaran sanksi ekonomi. Namun perjanjian itu terbengkalai setelah AS menarik diri.

Komentar