Kepercayaan dan Risiko Belanja Online

JurnalPatroliNews – Jakarta – Di era digitalisasi, belanja online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, menawarkan kemudahan dan aksesibilitas. Namun, seiring dengan berbagai manfaatnya, transaksi belanja online juga membawa aspek penting yaitu kepercayaan dan risiko.

Hal ini disampaikan oleh Kristiana Sri Utami, S.E., M.M. yang merupakan dosen Program Studi
(Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Widya Mataram (UWM) pada Selasa
(4/7) di Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman. Kepercayaan merupakan fondasi dari transaksi belanja online yang sukses. Platform e-commerce berusaha untuk menumbuhkan kepercayaan dengan menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat, protokol enkripsi, dan gateway pembayaran yang aman.

Sertifikasi pihak ketiga tepercaya, ulasan pelanggan, dan peringkat memberikan jaminan tambahan.

Selain itu, adanya kebijakan pengembalian barang dan pengembalian dana yang jelas,
dukungan pelanggan yang cepat, dan saluran komunikasi yang transparan semakin meningkatkan kepercayaan. “Sebagai konsumen, sangat penting untuk meneliti reputasi penjual, membandingkan harga, dan memverifikasi keaslian produk sebelum melakukan pembelian.

Dengan berhati-hati dan memanfaatkan alat yang tersedia, kita dapat membangun kepercayaan dalam ekosistem belanja online,” tambah Wakil Dekan I FE UWM ini.

Lebih lanjut, Kristiana mengungkapkan bahwa meskipun belanja online menawarkan kenyamanan, namun juga menghadapkan konsumen pada risiko tertentu. Kekhawatiran utama berkisar pada keamanan informasi pribadi dan keuangan.

Penjahat siber menggunakan berbagai teknik, seperti phishing, peretasan, dan pencurian identitas, untuk mengeksploitasi kerentanan dan mendapatkan akses tidak sah ke data sensitif.

Komentar