PDIP dan Gerindra Bertemu, Eh Ayahnya AHY yang Dibuat Bonyok-Bonyok, Pilpres 2009 SBY Curang!

JurnalPatroliNews, Jakarta – Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno melihat ada tiga nal yang ditangkap dari aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, ke Kalimantan untuk meninjau kegiatan vaksinasi Covid-19, termasuk pertemuan PDIP dan Partai Gerindra, Selasa (24/5).

Yang pertama, menurut dia, pertemuan tersebut untuk mengenal Pemilu 2024 dan juga amandemen UUD 1945.

“Publik menangkapnya tiga hal. Pertama, kemungkinan pemantapan penjajakan menuju jalan panjang 2024 karena tensi pilpres mulai menggeliat dinamis. Termasuk juga kemungkinan membahas isu mutakhir soal amandemen UUD 45,” cetusnya, kepada wartawan, Selasa (24/8).

Lanjutnya, ia juga menangkap adanya romantisme historis 2009 dalam pertemuan tersebut yang membuat persahabatan PDIP dan Gerindnra semakin erat.

“Kedua, ada nuansa romantisme historis 2009 duet MegaPro dalam pertemuan itu sebagai upaya menambah lem perekat pertalian persahabatan kedua partai biar makin mesra. Perasaan senasib sepenanggungan membuat kedua partai bisa makin mantap berkoalisi,” kata dia.

Lebih lanjut, ia juga menyebut ertemuan tersebut merupakan sindiran telak untuk ayah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Ketiga, menyindir SBY dan Demokrat secara tidak langsung karena mengungkit kecurangan Pilpres 2009. Sepertinya memori itu cukup lekat tak hilang sampai sekarang. Makanya diungkit dalam pertemuan tadi,” ujarnya.

Sementara itu, dalam pertemuan PDIP dan Gerindra, Sekjend Hasto Kristiyanto menyindir bahwa pertemuan kedua parpol ini mengingatkan nostalgia koalisi PDIP dan Gerindra dalam Pilpres 2009 yang mengurusng Megawati Prabowo sebagai pasangan capres cawapres.

Kemudian, ia pun menyinggung kecurangan Pemilu 2009 yang dirasakan oleh koalisi ini.

“Ternyata kita bisa melihat ketika itu dimana demokrasi menghalalkan segala cara dengan manipulasi DPT, demokrasi dengan menjadikan beberapa elemen KPU sebagai pengurus partai, demokrasi menggunakan bansos sebagai politik elektoral, dan demokrasi menggunakan hukum aparat sebagai alat untuk memenangkan pemilu; itu menjadi evaluasi bersama dari kedua partai,” kata Hasto.

Selain itu, ia mengatakan kedua Parpol tersebut sepakat untuk saling menguatkan gotong royong kebangsaan membantu Pemerintah dan masyarakat menghadapi pandemi Covid-19.

“Bahwa kedua partai politik, PDI Perjuangan dan Gerindra, Gerindra dan PDI Perjuangan sama-sama menyadari peran pentingnya sebagai parpol yang mengusung pemerintahan Pak Jokowi – Ma’ruf Amin, dan di dalam diskusi tadi kami banyak membahas bagaimana dukungan tersebut dapat diimplementasikan melalui gotong royong nasional untuk membantu seluruh rakyat Indonesia di dalam mengatasi pandemi Covid-19 tersebut,” kata Hasto.

(wte)

Komentar