Presiden Terpilih Harus Menguatkan Keberanian Dengan Kembali ke Naskah Asli UUD 45!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Amandemen yang melanda UUD 1945 pada periode 1999-2002 disoroti sebagai perubahan mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Transformasi ini dianggap sebagai langkah berlebihan yang telah mengarahkan bangsa ini ke dalam arus kehidupan berlandaskan prinsip liberal.

Profesor Daniel M. Rosyid, Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), menekankan pentingnya kembali mengadopsi naskah asli UUD 1945 untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.

“Bangsa ini berkubang dalam sistem liberal kapitalistik berkedok UUD 2002 hasil Reformasi kebablasan. Cita-cita UUD 45 untuk membangun bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur tidak akan pernah tercapai,” kata Daniel kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu malam (17/12).

Menurutnya, penerapan UUD 2002 telah membuat kehidupan bangsa Indonesia semakin kehilangan kedaulatan.

“Keadilan tidak mungkin tercapai tanpa kemerdekaan, dan kedaulatan karena kekuatan-kekuatan asing nekolimik terus membegalnya dalam sistem liberal kapitalis ribawi ini. Kita akan tetap terjebak dalam middle income trap ini,” tegasnya.

“Hilirisasi mungkin meningkatkan kekayaan nasional kita, tapi distribusi kekayaan kita akan tetap buruk seperti sekarang di mana Rasio Ginie tidak bergeser di sekitar 0.4. Padahal akar korupsi bersembunyi di ketimpangan dan kesenjangan ini,” tambah dia.

Aktif dalam Gerakan Kembali ke UUD 1945 Naskah Asli bersama Try Sutrisno dan LaNyalla Mattalitti, Daniel berharap para calon presiden pada Pemilu 2024 mengusung kembali semangat UUD 1945.

“Berharap perubahan di masa depan hanya melalui Pemilu 2024 saja tidak cukup. Siapapun presiden yang terpilih 2024, harus bernyali untuk kembali ke amanah para pendiri republik, yaitu rumah Pancasila, UUD 45, (dengan) meninggalkan rumah reyot liberal kapitalis UUD 2002,” tandasnya.


Komentar