Yang Narasikan Bahasa Arab Ciri Radikalisme, Pasti BuzzeRp yang Rangkap Pengamat Intelijen

JurnalPatroliNews, Jakarta – Pernyataan pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati yang menuding banyak sekolah di Indonesia berkiblat pada militan Taliban dan bahasa Arab sebagai ciri teroris membuat Tokoh Papua Christ Wamea terheran.

Christ merasa bingung bagaimana bisa jika belajar bahasa Arab malah mengarahkan kepada teroris.

Ia pun menyebut bahwa pengamat yang membuat pernyataan seperti itu adalah buzzer dan pengamat hanyalah labelnya.

“Kok bisa ya belajar bahasa Arab itu arahnya ke teroris padahal bahasa Arab itu bahasa Al-Qu’ran. Yang bernarasi seperti begini sudah pasti buzzeRp yang merangkap pengamat inteljen. TPNPB di Papua saja tida pernah belajar bahasa Arab tapi ditetapkan sebagai teroris,” tulis dia dari Twitter @PutraWadapi yang dikutip pada Kamis (9/9/2021).

Sebelumnya, ramai soal Pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati yang menilai saat ini banyak sekolah di Indonesia yang mulai berkiblat ke Taliban yang dia anggap sebagai organisasi radikal.

Dia menyebutkan ciri-ciri sekolah dan para gurunya yang mulai berkiblat ke Taliban atau ke radikalisme, diantaranya tidak mau hafal nama-nama Partai Politik.

“Mereka tak mau pasang foto presiden dan wapres. Lalu mereka tak mau menghafal menteri-menteri, tak mau menghafal parpol-parpol,” ujar Susaningtyas di Progam Crosscheck yang disiarkan di akun YouTube.

Dia juga menyebut ciri anak muda yang terpapar radikalisme adalah dengan perbanyak belajar bahasa Arab.

“Bagaimana saya tak khawatir, anak muda kita sudah tak mau lagi hormat pada bendera Indonesia, tak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya. berbahasa Arab,” ujarnya.

(wte)

Komentar