Hasto Bela Megawati soal Sindir Sumbangan Milenial ke Negara

JurnalPatroliNews – Jakarta, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pesan Megawati Soekarnoputri agar generasi milenial tidak dimanja mengandung semangat kemajuan.

“Ibu Mega berpesan bahwa pemuda penentu masa depan bangsa harus dilihat kekinian, bagaimana para pemuda-pemudi Indonesia menggembleng diri dan kesemuanya digerakkan oleh semangat untuk membawa kemajuan bagi Indonesia Raya,” ujar Hasto dalam keterangan resminya, Jumat (30/10).

Hasto merilis pernyataan ini setelah Megawati mempertanyakan sumbangsih generasi milenial terhadap negara selain melakukan demonstrasi. Ia pun meminta Presiden Joko Widodo untuk tidak memanjakan mereka.

Mega, lanjut Hasto, juga menuturkan bahwa keadaan bangsa dan negara di masa yang akan datang juga dipengaruhi oleh peran anak muda saat ini.

“Dengan demikian, inti sari peringatan Sumpah Pemuda adalah bagaimana para pemuda-pemudi Indonesia saat ini, dalam seluruh alam pikir dan alam rasanya, sudah memikirkan perbuatan terbaik bagi masa depan bangsanya. Jadi, melihatnya adalah perspektif sekarang,” katanya.

Ia kemudian menyatakan bahwa, “Jika saat ini kita memiliki kaum muda yang hebat-hebat, maka kita akan lebih optimis menatap masa depan.”

Hasto mengatakan bahwa PDIP sendiri mengajarkan setiap kader muda untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain itu, Hasto juga menekankan bahwa kebanggaan atas jati diri kebudayaan bangsa dan sikap altruisme merupakan elemen penting yang harus dimiliki kaum muda.

“Sebab, tidak ada pemimpin lahir tanpa gemblengan hidup dan kehidupan,” katanya.

Isu ini menjadi sorotan setelah Megawati dalam agenda peresmian kantor DPP PDIP secara virtual, Rabu (28/10), menyoroti sumbangsih anak muda saat ini yang terus melakukan demonstrasi.

Ia mafhum hal tersebut tidak dilarang oleh aturan. Namun, ia menyesalkan demonstrasi diikuti dengan pembakaran sejumlah fasilitas umum. Megawati pun meminta Jokowi agar tidak memanjakan generasi milenial.

“Anak muda kita, aduh, saya bilang sama Presiden jangan diam saja dibilang generasi kita adalah generasi milenial. Saya mau tanya hari ini, apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa viral tanpa harus bertatap langsung, apa sumbangsih kalian terhadap bangsa dan negara ini? Masa hanya demo saja,” kata Megawati.

Pernyataan itu menuai kritik dari sejumlah pihak, termasuk pelajar. Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Fajar Adi Nugroho (22), menyayangkan sikap para elite partai dan pemerintahan yang sering kali meremehkan gerakan anak muda.

Menurut dia, demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja merupakan sumbangsih nyata yang diberikan anak muda dan juga masyarakat Indonesia. Mereka, kata Fajar, turun ke jalan demi memperjuangkan hak rakyat.

“Hari ini mahasiswa bergabung dengan rakyat menjadi bukti dari amalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, amalan pendidikan dan pengabdian kami pada rakyat,” kata Fajar kepada CNNIndonesia.com.

Kritikan juga datang dari Partai Demokrat. Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Ossy Dermawan, menganggap tidak bijak jika mempertanyakan sumbangsih generasi milenial kepada negara.

Menurut dia, alangkah baiknya jika semua pihak sama-sama berperan aktif dalam memberikan sumbangsih. Semua kalangan juga perlu saling menghargai.

(cnn)

Komentar