Jejak Jenderal Flamboyan Amerika Serikat di Papua, Kirim 2.400 Ton Es Krim

JurnalpatroliNews – Jakarta – Nama Jenderal Douglas MacArthur tak asing bagi masyarakat Papua. Dia adalah komandan perang asal Amerika Serikat yang populer sekaligus kontroversial.

Masyarakat Papua mengenal Jenderal Douglas MacArthur dari berbagai peninggalannya di Bumi Cendrawasih. Berbegai infrastruktur yang dia bangun antara lain rumah sakit, pelabuhan, jalan raya, hingga Bandara Sentani. Infrastruktur tersebut hingga kini dinikmati oleh masyarakat Papua.

Mari kita menyelami sosok Jenderal Douglas MacArthur yang dikenal flamboyan ini. Peniliti Badan Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan Jenderal Douglas Mac Arthur pemimpin pasukan Amerika Serikat yang menaklukkan pasukan Jepang dalam Perang Dunia II. “Dia ahli strategi perang. Ide cerdasnya adalah strategi lompat katak,” kata Hari Suroto kepada Tempo, Minggu 25 Oktober 2020.

 

Monumen Tugu MacArthur di Ifar Gunung, Sentani.

Faktor lain yang menunjang kesuksesan Jenderal Douglas MacArthur adalah persenjataan yang modern serta didukung pasukan yang profesional dan berpengalaman. Berkat prestasinya, gerak-gerik Jenderal MacArthur selalu menjadi perhatian masyarakat Amerika Serikat. Dan dia sadar betul akan pencitraan itu.

Ke manapun pergi, Jenderal Douglas MacArthur selalu diikuti wartawan. “Dia sangat sadar kamera wartawan, sehingga selalu berpose sebaik mungkin,” kata Hari Suroto. Selain di Amerika Serikat, Jenderal Douglas MacArthur juga populer di Filipina. Dia terkenal dengan ucapannya, “I shall return (saya akan kembali).” Itulah janjinya untuk merebut kembali Filipina dari Jepang.

Jenderal Douglas MacArthur membangun markas terbesar di Sentani, Papua. Markas di puncak Ifar Gunung, Sentani, Hollandia, Papua, itu amat luas dan megah. Di sana tersedia kafe dan bioskop. Dari situ juga tentara Amerika Serikat dapat mengamati pergerakan pesawat yang lepas landas maupun mendaran di lapangan terbang Sentani.

Markas di Sentani ini sempat menjadi kontroversi di Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat saat itu menilai Jenderaal Douglas MacArthur hidup mewah di masa tugasnya dan boros saat pasukan berjuang mengalahkan Jepang. Tapi, jenderal ini cuek saja.

Satu lagi yang unik dari Jenderal MacArthur adalah kesukaannya makan es krim. Selama pertempuran di Papua, jenderal ini minta dikirimkan 2.400 ton es krim dari Amerika Serikat yang langsung dibagikan kepada para prajurit setiap kali memenangkan pertempuran. Bagi dia, es krim merupakan simbol ikatan batin yang kuat, sejati, dan suci kepada teman seperjuangan. Mungkin melebihi ikatan saudara kandung.

(tmp)

Komentar