Hebooh…Tiga Penambang Emas Di Minsel Asal Desa Tokin Tewas Tertimbun, Ini Penjelasan PT SEJ

JurnalPatroliNews – Minsel,– Beredarnya informasi penambang asal Desa Tokin Kecamatan Motoling Timur Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara yang tertimbun di lahan pertambangan PT Sumber Energi Jaya (SEJ) menjadi perbincangan serius dikalangan masyarakat akhir-akhir ini.

Mendengar hal itu wartawan JurnalPatroliNews langsung mengkonfirmasi kepada pihak PT. SEJ melalui Eksternal Manager (EM) Henly B. Tuela. Jumat (19/3/2021)

Menurutnya pada Kamis (18/3/2021), sekira pukul 17.30 wita telah terjadi peristiwa tertimbunnya 3 (tiga) warga masyarakat Desa Tokin Baru di terowongan 13 (tiga belas) lokasi PT SEJ Desa Karimbow Kecamatan Motolin Timur.

“Adapun lokasi terowongan / tunnel yang longsor tersebut merupakan lokasi PT Sumber Energi yang sudah tidak digarap lagi dan telah dilakukan penutupan oleh pihak PT SEJ, dan para penambang yang melakukan aktivitas di area tersebut tidak sepengetahuan dari pihak PT Sumber Energi Jaya,” jelas Tuela

Diketahui nama dan identitas dari penambang yang tertimbun di dalam terowongan diantaranya Yanni Lombok 45 tahun, Melky Karuh 37 tahun. Decky Kumayas 60 tahun adalah korban selamat yang mengalami luka robek di bagian kepala sebelah kanan dan sudah dilakukan perawatan oleh petugas medis PT SEJ.

Menurut keterangan JU alias Jendri bahwa saksi bersama 13 orang penambang lainnya melakukan penambangan emas secara ilegal di lokasi IUP milik PT SEJ.

“Pukul 17.00 wita sampai terjadinya longsoran material batuan pada pukul 17.30 wita mendengar suara batuan jatuh di dalam terowongan kemudian bersama penambang lainnya mengecek tempat longsoran tersebut dan melihat ke-3 korban sudah tertimbun material batu di dalam terowongan yang berjarak sekitar 200 meter dari pintu masuk terowongan,” tuturnya.

Keterangan lainya juga disampaikan TL Alias Tommy bahwa sekitar pukul 15.00 wita saksi melakukan aktifitas di dalam terowongan dan sekira pukul 17.00 wita saksi keluar dari dalam terowongan karena melihat kondisi terowongan sudah sangat rawan terjadinya longsoran.

“Saya memberitahukan kepada rekan penambang lainnya yang masih berada diluar terowongan untuk tidak melakukan aktifitas di dalam terowongan 13 karena situasi di dalam terowongan sudah sangat berbahaya, namun tidak diindahkan oleh para penambang,” ujar Tommy

Dari informasi yang dihimpun, EM Henly Tuela menyampaikan pihak pemerintah dan masyarakat Desa Tokin sudah berkoordinasi dengan management PT SEJ untuk melakukan evakuasi korban yang masih tertimbun di dalam terowongan 13 serta membuka kembali akses pintu terowongan lainnya dengan menggunakan alat berat exavator untuk mengevakuasi 2 (dua) korban yang masih berada di dalam terowongan.

“Pada pukul 20.40 wita proses evakuasi menggunakan alat berat jenis exavator telah dilakukan untuk membuka akses pintu terowongan 3 yang mempunyai tembusan ke terowongan 13, dan setelah akses terowongan terbuka, didapati bahwa korban Yanni Lombok dan Melky Karuh, yang sebelumnya masih di dalam terowongan, telah meninggal dunia dengan posisi tertindih bebatuan besar akibat longsoran” tutur Tuela

Proses evakuasi terhadap kedua korban sempat mengalami kesulitan dikarenakan keterbatasan SDM yang terampil serta peralatan evakuasi untuk memindahkan bebatuan besar akibat longsoran sehingga meminta bantuan Badan SAR Nasional (Basarnas) Kabupaten Minsel dipimpin Koorpos Basarnas Hartje Raintama.

(RonaldKalalo)

Komentar