Horor Demo Myanmar Serang Investasi China, Beijing Mengancam!

JurnalPatroliNews – Jakarta,– China akan meminta polisi Myanmar untuk melindungi perusahaan-perusahaan asal negeri Panda yang bercokol di Myanmar. Hal itu ditegaskan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijan, dalam konferensi pers regular Senin (15/3/2021).

“Mengenai serangan perusakan, penjarahan, dan pembakaran terhadap perusahaan China di Myanmar, insiden tersebut sangat mengerikan,” tegasnya sebagaimana dimuat website Kemlu China, www.fmprc.gov.cn, Selasa (16/3/2021).

“Setelah mengetahui hal itu, Kedutaan Besar China di Myanmar segera menghubungi Kamar Dagang Perusahaan China di Myanmar (CECCM) dan perusahaan terkait dan segera meminta polisi setempat untuk mengambil tindakan tegas untuk melindungi keselamatan bisnis dan karyawan China.”

Ia menegaskan Myanmar telah mengirimkan polisi tambahan, pemadam kebakaran dan pasukan penyelamat. China, telah mendesak pemerintah Myanmar untuk menghentikan semua kekerasan dan memastikan keselamatan jiwa dan properti bisnis Tirai Bambu.

Menurut dia, pemerintah Myanmar memiliki kewajiban untuk melindungi warga negara asing dan perusahaan luar yang beroperasi di negeri itu.

Zhao Lijan juga menekankan agar massa tidak merusak kerja sama ekonomi dan perdagangan China-Myanmar. Karena, klaimnya, kehadiran China memiliki manfaat bagi pembangunan ekonomi dan sosial Myanmar serta masyarakat setempat.

“Serangan vandalisme, penjarahan, dan pembakaran tanpa hukum bertentangan dengan kepentingan Myanmar dan rakyatnya,” ujar Zhao Lijan.

“Kami menyerukan kepada rakyat Myanmar untuk menyuarakan seruan mereka dengan cara yang sah, menolak untuk dihasut atau dimanfaatkan, dan menghindari merusak persahabatan dan kerjasama China-Myanmar.”

Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan China belum akan melakukan evakuasi warga negaranya di Myanmar.

Minggu (14/3/2021), empat pabrik China dibakar massa di kawasan industri Hlaingthaya, di Yangon. Pembakaran itu terjadi di hari paling berdarah sejak demo terjadi sebulan lebih, di mana 39 orang tewas.

Selain pabrik, sekelompok massa juga meneriakkan rencana menghancurkan pipa gas terbesar China-Myanmar pada demonstrasi akhir pekan kemarin di Mandalay. Upaya itu datang seiring bocornya dokumen pemerintah Myanmar, 24 Februari 2021.

(CNBC)

Komentar