https://jurnalpatrolinews.co.id/JurnalPatroliNews – Bogor,- Masyarakat pemilik kendaraan bermotor di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) kini harus semakin berhati-hati saat membeli oli di toko dan bengkel. Pasalnya, peredaran oli palsu semakin marak di kawasan tersebut, mengakibatkan kerusakan serius pada banyak kendaraan, terutama sepeda motor, yang mengalami kekeringan oli sebelum waktunya.
Kenyataan ini terungkap setelah banyaknya laporan dari masyarakat yang mengeluhkan kerusakan pada mesin kendaraan mereka akibat kekeringan oli. Salah satu korban, Arman, warga Citeureup, Kabupaten Bogor, mengaku bahwa motornya mengalami kerusakan mesin dan harus diganti karena kekeringan oli. “Mesin motor saya rusak karena olinya kering. Padahal, baru dua bulan saya ganti oli dan tidak ada kebocoran. Kami menduga oli yang saya gunakan palsu,” ujar Arman.
Senada dengan Arman, Hamzah, warga Desa Puspasari, Kecamatan Citeureup, juga mengeluhkan hal serupa. “Dulu, oli motor saya tidak pernah kering meski berbulan-bulan. Paling hanya berubah warna menjadi hitam kalau telat ganti oli. Sekarang, malah cepat sekali kering,” keluh Hamzah.
Hasil investigasi JurnalPatroliNews di lapangan menunjukkan indikasi kuat adanya peredaran oli palsu di beberapa distributor dan toko di kawasan Citeureup, Kabupaten Bogor. JurnalPatroliNews membandingkan oli yang dibeli dari toko dan distributor dengan oli resmi dari produsen, seperti AHM Honda dan Yamaha, yang berlokasi di Citeureup. Ditemukan beberapa perbedaan pada tampilan botol oli, serta uji barcode yang mengonfirmasi adanya oli palsu.
Seorang humas dari AHM Honda di kawasan Citeureup menjelaskan cara membedakan oli asli dengan yang palsu. Menurutnya, jika tampilan pada botol oli berbeda dengan produk resmi yang mereka jual, maka oli tersebut bisa dipastikan palsu. “Selain dari tampilan, masyarakat bisa menggunakan aplikasi resmi dari Honda untuk Android, yaitu ‘Daya Auto’, untuk memeriksa keaslian oli. Jika tidak terkonfirmasi dan hasilnya invalid, itu pasti palsu. Oli asli akan muncul gambar dan terkonfirmasi di HP ketika diuji dengan barcode,” jelas pegawai AHM Honda yang enggan disebutkan namanya.
Selain itu, Dealer Yamaha juga menyediakan alat bantu berbentuk aplikasi pada Android, yaitu Google Lens. “Masyarakat cukup menguji keaslian produk oli Yamaha (Yamalub) dengan menggunakan aplikasi kamera ‘Google Lens’. Jika hasilnya invalid atau tidak dikenal, maka oli tersebut diduga bukan produk Yamaha. Kami sarankan masyarakat segera mengunduh aplikasi Google Lens,” tambahnya.
Lebih jauh, seorang warga Citeureup yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa ia mengetahui peredaran oli palsu di Jabodetabek. Bahkan, ia mengaku pernah menjadi penyalur dan ikut mendistribusikan oli-oli palsu tersebut. “Saya tahu persis peredaran dan asal oli itu. Mereka diproduksi di salah satu pabrik di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten. Mereka tidak ditangkap karena ada ‘setoran’ ke aparat,” ungkapnya kepada JurnalPatroliNews.
Peredaran oli palsu ini menjadi perhatian serius, terutama bagi para pemilik kendaraan bermotor yang harus lebih teliti dalam memilih oli. Pemerintah dan pihak berwenang diharapkan segera mengambil tindakan untuk memberantas praktik ilegal yang merugikan konsumen ini. (Roni)
Komentar