BMI Buleleng Bersinergi Dengan LDC Cegah Penyebaran DB Di Desa Pakisan

JurnalPatroliNews – Buleleng : DPC Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng bersama Loyalis Dokter Caput (LDC) melakukan aksi pengasapan atau fooging hari Minggu (17/01) di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, menyusul mencuatnya kasus demam berdarah yang ditemukan di desa tersebut.

Bahkan, dalam aksi yang dilakukan secara sinergi itu dikomando langsung dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG yang akrab disapa Dokter Caput.

Kegiatan sinergi BMI Kabupaten Buleleng dengan LDC dalam melaksanakan proses pencegahan penyebaran DB, karena Kabupaten Buleleng tercatat kasus tertinggi Demam Berdarah di Indonesia.

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Pakisan, Jro Sedaan Putu Cakra mengungkapkan, aksi yang dilakukan dokter Caput melalui BMI dan LDC yang terus bergerak melakukan pencegahan terhadap penyebaran demam berdarah meski ditengah Pandemi Covid-19.

“Saya ucapkan terimakasih atas datangnya ke desa Pakisan untuk melaksanakan fogging dan guna menjaga kesehatan masyarakat pakisan dan ini bisa dilanjutkan lagi itu harapan kami,” ujarnya.

Sementara Perbekel Desa Pakisan, I Gede Wijaya mengungkapkan, bahwa sejumlah warganya sudah terdampak akibat demam berdarah yang dibawa nyamuk aedes aegpti, sehingga memerlukan pencegahan dan antisipasi secara dini, meski sebelumnya telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

“Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng juga sudah melakukan fogging disini dan sudah memberikan bubuk abate di masing-masing KK, dan ada bantuan dari Dokter Caput ini masyarakat kami bisa bebas dari DB,” ujarnya.

Ketua DPC BMI Kabupaten Buleleng, dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG mengatakan, aksi yang dilakukan secara sinergi dengan melibatkan para relawan BMI Buleleng dan LDC didasari permintaan masyarakat, sehingga dilakukan upaya pencegahan dengan antisipasi dini melalui aksi pengasapan atau fooging untuk membunuh nyamuk dewasa.

“Kami melakukan giat fogging di desa Pakisan sesuai dengan permintaan dari Perbekel, terkait dengan banyaknya DB di desa Pakisan. Disinilah relawan kami turun untuk berpartisipasi mengatasi DB,” jelasnya.

Dokter Caput yang menjadi sapaan akrab dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG ini juga mengakui, melakukan langkah-langkah edukasi kepada masyarakat dalam upaya mengurangi perkembangan nyamuk pembawa penyakit demam berdarah tersebut.

“Kami terus melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungannya dengan 3M,” imbuhnya.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI disebutkan, bahwa di tahun 2020, Kabupaten Buleleng mencatat kasus tertinggi Demam Berdarah di Indonesia, dengan mencapai 2.677 kasus.

Dengan kondisi tersebut BMI dan LDC akan terus melakukan sinergi menyasar desa dan kelurahan di Kabupaten Buleleng dalam upaya pencegah penyebaran demam berdarah tersebut. (TiR).-

Komentar